Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini berada di zona hijau. Indeks berada pada level 6.978, naik 3,7 poin atau 0,39%.
Mengutip data RIT, Jumat (7/6/2024), IHSG bergerak pada level tertingginya di 6.992 dan level terendah di 6.972. Sebanyak 183 saham bergerak naik, 100 saham bergerak turun dan 171 saham belum bergerak. Market Cap tercatat mencapai Rp 11.693 triliun.
Sementara pergerakan bursa Asia lainnya hari ini sebagai berikut:
• Nikei Tokyo turun 0,37% di 38.560
• Hang Seng Hong Kong turun 0,11% di 18.455
• Shanghai Composite Index naik 0,24% ke 3.056
• Straits Times Singapura menguat 0,24% di 3.338
• LQ45 menguat 0,25% ke 894,3
Mengutip Hasil Riset Mega Capital Sekuritas, Bursa Domestik. IHSG pada perdagangan Kamis, 6 Juni 2024 bergerak volatile namun berhasil menguat 0,39% di level 6.974, meskipun tidak berhasil bertahan di atas level 7.000.
Investor asing kembali melakukan net sell sebesar Rp 592 miliar, dengan 5 saham yang paling banyak dijual yaitu BBRI, TLKM, ASII, BMRI, dan GOTO.
Penguatan IHSG sejalan dengan penguatan di bursa regional Asia seiring meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Secara sektoral, sektor bahan baku memimpin penguatan sebesar 1,23%. Penguatan ini masih belum menutup pelemahan 6% di hari sebelumnya, sehingga kami melihat penguatan disebabkan oleh technical rebound pada sektor bahan baku.
Sebaliknya, sektor yang melemah paling signifikan yaitu sektor infrastruktur sebesar 1,55% yang disebabkan oleh pelemahan saham BREN dan saham-saham dari sub sektor telekomunikasi.
Sementara dari sentimen global, Bank Sentral Eropa (ECB) Mendahului The Fed Pangkas Suku Bunga. Sesuai perkiraan pasar, ECB akhirnya memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 3,75% pada pertemuan 6 Juni 2024. Pemangkasan perdana sejak tahun 2019 ini sejalan dengan kondisi inflasi Eropa yang menjinak, periode Mei 2024 inflasi masih berada di 2,6%.
Meski demikian, Gubernur ECB Christine Lagarde merevisi naik target inflasi tahun 2024 dan 2025 serta menegaskan bahwa kebijakan moneter kedepan akan bergantung pada perkembangan data-data ekonomi.
Keputusan yang sesuai ekspektasi pasar ini direspons positif dengan penguatan major indeks saham Eropa. Beralih ke AS, bursa saham AS cenderung datar setelah rilis klaim pengangguran mingguan yang berakhir 1 Juni 2024 lalu naik ke level tertinggi dalam 8 bulan terakhir di level 229 ribu.
Data ini sejalan dengan rilis data tenaga kerja sebelumnya yang menunjukan perlemahan pasar tenaga kerja AS.
Hari ini pelaku pasar berpotensi bersikap risk off dikarenakan menanti rilis data tingkat pengangguran dan NFP AS, PDB Eropa, dan neraca perdagangan Tiongkok
(rrd/rir)