6 Proyek Unit Karbon Siap Diperdagangkan Tahun Ini

6 Proyek Unit Karbon Siap Diperdagangkan Tahun Ini

Andi Hidayat - detikFinance
Senin, 13 Jan 2025 21:28 WIB
bank bjb dukung pembukaan perdagangan bursa karbon
Ilustrasi - Foto: Dok. bank bjb
Jakarta -

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perkembangan positif perdagangan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) di tahun 2025. Tahun ini, IDXCarbon mencatat memiliki enam proyek unit karbon yang dapat diperdagangkan.

Perkembangan positif di awal tahun 2025 dianggap memberikan harapan besar bagi peningkatan volume transaksi karbon, serta tumbuhnya industri berbasis ekonomi hijau yang mendukung transisi energi dalam negeri.

Sebagaimana diketahui, IDXCarbon mencatatkan pencapaian volume perdagangan unit karbon mencapai 1.000.000 ton CO2 ekuivalen (tCO2e) secara kumulatif sejak diluncurkan pada 26 September 2023. Pencapaian ini diikuti oleh pertumbuhan jumlah pengguna jasa IDXCarbon hingga akhir tahun 2024 sejumlah 100 pengguna jasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik menuturkan, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 21 Tahun 2022, disebutkan tentang mekanisme otorisasi dari Menteri untuk carbon credit yang dapat diperdagangkan ke pihak asing.

"Direncanakan pada tanggal 20 Januari 2025 ini akan dilaksanakan perdagangan perdana untuk carbon credit yang mendapat otorisasi ini. Kementerian LH sedang dalam proses pemberian otorisasi," kata Jeffrey dalam keterangannya, Senin (13/1/2025).

ADVERTISEMENT

Meski begitu, Jeffrey tak mengungkap volume pasti yang tersedia. Ia mengatakan, indikasi proyek yang akan diberikan otorisasi adalah proyek milik grup PLN yang telah tercatat di SRN dan IDXCarbon.

Adapun pada awal tahun ini, IDXCarbon turut mencatatkan penambahan tiga proyek unit karbon atau Sertifikat Pengurangan Emisi-Gas Rumah Kaca (SPE-GRK), yang semakin memperkaya jumlah unit karbon baru.

Pertama, milik PT PLN Indonesia Power yang mencatatkan unit karbon yang berasal dari proyek Pengoperasian Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Priok Blok 4 sebesar 763.653 tCO2e dengan tahun penyerapan atau pengurangan emisi terjadi (tahun vintage) 2021.

Kedua, proyek PT PLN Indonesia Power Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle (Add On) PLTGU Grati Blok 2, yang mencatatkan unit karbon sebesar 407.390 tCO2e dengan tahun vintage 2021.

Ketiga, proyek Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle Blok 2 PLN NP UP Muara Tawar yang dikelola oleh PT PLN Nusantara Power yang mencatatkan unit karbon sebesar 30.000 tCO2e dengan tahun vintage 2023.

Jeffery mengatakan, seluruh proyek tersebut diperdagangkan dengan klasifikasi Indonesia Technology Based Solution (IDTBS), yaitu klasifikasi untuk unit karbon jenis reduction berbasis teknologi yang berasal dari Indonesia.

"Dibukanya pasar internasional untuk pertama kalinya ini disambut positif dengan antusiasme yang tinggi dari berbagai pihak. Kami menerima banyak pertanyaan baik dari media asing maupun calon pembeli asing," tutupnya.

Sementara tiga proyek eksisting lainnya di tahun 2024 yakni, Lahendong Unit 5 & Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Kemudian pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang. Terakhir Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul.

Simak Video: RI Sambut Baik Implementasi Perdagangan Karbon Internasional Hasil COP29

[Gambas:Video 20detik]



(kil/kil)

Hide Ads