Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar pertemuan bersama pelaku pasar modal. Dalam pertemuan tersebut, OJK, BEI, dan pelaku pasar modal membahas anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon (PMDK) OJK Inarno Djajadi mengatakan, pertemuan bersama para pelaku pasar ini menghasilkan 2 keputusan.
Pertama, kata Inarno, membuka opsi ditundanya penerapan short selling. Diketahui, short selling adalah strategi perdagangan saham dengan menjual saham yang belum dimiliki.
Dalam hal ini, investor yang melakukan short selling meminjam saham dari pihak lain, lalu menjualnya di pasar dengan harga tinggi. Kemudian, investor membeli kembali saham tersebut dengan harga yang lebih rendah.
"OJK akan mengambil kebijakan awal untuk, pertama adalah menunda implementasi kegiatan short sell," kata Inarno dalam konferensi persnya di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (3/3/2025).
Kedua, Inarno juga tengah menyiapkan opsi kebijakan lain bagi pelaku pasar modal. Ia mengatakan, pihaknya tengah mengkaji buyback atau pembelian kembali saham tanpa menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Jika diperlukan, yaitu mengkaji buyback saham tanpa RUPS dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi nantinya," jelasnya.
Inarno mengatakan, OJK dan BEI akan fokus pada tiga hal dalam menetapkan opsi kebijakan tersebut, yakni stabilitas pasar, peningkatan likuiditas, dan juga perlindungan investor.
"Kami ingin juga menyampaikan pesan bahwa kami hadir, mengamati dan juga berperan aktif dalam menjaga pasar modal Indonesia tetap stabil, transparan, dan juga berintegritas khususnya bagi investor lokal, retail, maupun institutional," tutupnya.
Untuk diketahui, pertemuan tersebut dihadiri oleh Direktur Utama Adaro Energy Indonesia Boy Thohir, CEO Bakrie & Brothers (BNBR) Anindya Bakrie, Presiden Direktur di PT Indika Energy Tbk Arsjad Rasjid, Chairman dan Chief Executive Officer di Sinar Mas Agribusiness & Food Indonesia Franky Widjaja, hingga Direktur Utama Barito Pacific Agus Pangestu.
(hns/hns)