IHSG Sempat Anjlok Jelang Pengumuman Pengurus Danantara, Rosan Buka Suara

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 24 Mar 2025 14:43 WIB
Jakarta -

CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani buka-bukaan soal indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat rontok menjelang pengumuman pengurus lengkap Danantara.

Rosan mengakui bursa saham sempat anjlok kinerjanya pagi ini sebelum Danantara melakukan pengumuman resmi nama-nama pengurusnya. Namun, saat ini kinerja IHSG sudah membaik.

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi itu yakin pengumuman Danantara justru menjadi pendorong tren positif bagi IHSG.

"Kalau dilihat memang tadi kan pagi turun, pas ada pengumuman Danantara justru naik kok. Lihat deh indeksnya, tadi saya disampaikan yang tadinya turun 200-300 poin sekarang tinggal 80. Trennya positif usai pengumuman Danantara," sebut Rosan ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2025).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nyatanya memang terpantau bergerak di zona merah sejak pembukaan perdagangan hari ini. Bahkan, IHSG sempat tembus ke level 5.000-an, tepatnya ke 5.967 pada sesi I perdagangan hari ini.

Namun saat ini IHSG memang mulai mengalami kenaikan kembali ke level 6.000-an. Berdasarkan data perdagangan RTI Business pukul 11.12 WIB, IHSG menguat kembali ke level 6.101 kendati masih melemah 156.938 poin atau anjlok 2,51%. Sebanyak 549 saham melemah, 88 menguat, dan 151 stagnan.

Pelemahan IHSG yang sempat terjadi disinyalir terjadi imbas beberapa kondisi dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, ambruknya IHSG terjadi menjelang pengumuman struktur pengurus Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Direktur Riset & Investment Pilarmas Investindo sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, Danantara turut mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini yang terakumulasi sejak pengesahannya.

"Mengenai Danantara, itu juga salah satu yang mempengaruhi situasi dan kondisi pergerakan yang ada hingga hari ini, karena apa yang terjadi pada hari ini, itu merupakan akumulasi sejak awal tahun," kata Nico saat dihubungi detikcom.

Ia mengatakan, beralihnya investor ke instrumen investasi yang lebih aman terjadi seiring meningkatnya kekhawatiran risiko fiskal di Indonesia. Imbasnya, pasar saham Indonesia tidak lagi menarik.

"Risiko fiskal kian mengalami peningkatan di Indonesia yang membuat banyak pelaku pasar dan investor pada akhirnya memutuskan untuk beralih kepada investasi lain yang jauh lebih aman atau mencari negara yang lain dan memberikan kepastian imbal hasil," jelasnya.

Nico juga tak menampik sentimen geopolitik global, seperti perang tarif Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, hingga kekhawatiran resesi AS mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini. Sementara sentimen dalam negeri lainnya, terjadi imbas penerimaan APBN yang menurun 30%.

"Hal ini yang berpotensi untuk menyebabkan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) juga akan lebih sulit untuk mengalami penurunan," ungkapnya.




(hal/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork