Rupiah Dalam Tren Terus Menguat Lawan Dolar AS

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 26 Mei 2025 14:27 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Nilai tukar rupiah sedang mengalami tren penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Apakah penguatan ini bisa membawa nilai tukar balik ke level Rp 15.000/US$?

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan belum bisa mematok rupiah pada level tertentu. Pihaknya saat ini hanya memastikan rupiah bergerak stabil sesuai fundamental.

"Intinya sekarang bagaimana kita bisa membuat rupiah stabil dulu ya," kata Denny kepada wartawan di Kantor Pusat BI, Jakarta, Senin (26/5/2025). Ia ditanya apakah rupiah bisa kembali ke level Rp 15.000/US$.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah hari ini dibuka di level Rp 16.180 atau menguat 47,50 poin (0,29%). Rupiah hari ini berada di rentang Rp 16.152 sampai Rp 16.222.

Denny menyatakan pihaknya berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui berbagai langkah strategis. BI mengaku siap mengerahkan seluruh instrumen yang dimiliki untuk menstabilkan rupiah.

"BI akan all out untuk membuat rupiah itu lebih stabil dan tentunya BI sudah akan mengoptimalkan instrumen yang ada," beber Denny.

Salah satu strategi yang menjadi andalan BI saat ini adalah kebijakan smart intervention, yakni intervensi cermat dan terukur yang difokuskan pada pasar non-deliverable forward (NDF) dan pasar offshore. Pendekatan ini mulai menunjukkan hasil yang positif.

Berdasarkan pantauan terhadap data kinerja mata uang Asia selama Mei 2025, rupiah tercatat mengalami penguatan sebesar 2,6%. Kinerja positif ini menempatkan rupiah sebagai salah satu mata uang dengan performa terbaik di kawasan Asia Tenggara.

"Bulan Mei 2025, kita lihat di sini bahwa rupiah, Indonesia sampai dengan tanggal 26 itu mengalami penguatan 2,6%. Kemudian di atasnya Indonesia ada Thailand menguat 2,95%, ada Malaysia menguat 2,64%. Di bawah Indonesia ada Singapura menguat 1,9%, kemudian Filipina menguat 1,03%," ungkapnya.

Meski begitu, BI menyadari tantangan global belum mereda. Oleh karena itu ketidakpastian yang masih tinggi membuat stabilisasi nilai tukar menjadi prioritas utama.

"Perkembangan global masih tidak pasti sehingga paling tidak yang ingin kita pastikan bahwa ekonomi domestik harus tetap kuat, inflasi harus tetap rendah dan terjaga, nilai tukar stabil," imbuhnya.



Simak Video "Video: Google Error, Kurs 1 Dolar AS Jadi Rp 8 Ribu Trending Topic "

(aid/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork