PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menerbitkan Orange Bonds total senilai Rp 16 triliun. Orange Bonds merupakan bentuk instrumen investasi yang bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang memberdayakan perempuan dan mendukung kesetaraan gender secara berkelanjutan.
Penggunaan kata orange Orange Bonds merujuk ikon logo butir ke-5 Sustainable Development Goals (SDGs) yang diluncurkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang kesetaraan gender yang berwarna oranye.
Langkah PNM sendiri mendapatkan respon positif dari Danantara Indonesia, mereka menyebut sebagai pencapaian penting menuju sistem keuangan inklusif dan berkelanjutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Danantara, program tersebut memiliki peran pendukung dalam pelatihan dan pengembangan kapasitas usaha berbasis prinsip SDGs dan Environmental, Social, dan Governance (ESG).
"Sebagai bagian dari Danantara Indonesia, PNM akan terus memperkuat kontribusinya dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan," tulisnya yang dikutip dari akun Instagram resmi @danantara.indonesia, Selasa (8/7/2025).
Sebelumnya, PNM telah mengabarkan terkait penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dalam bentuk PUB Obligasi senilai Rp 6 triliun dan Sukuk Mudharabah dengan nilai Rp 10 triliun.
Obligasi Orange Bonds PNM mendapatkan sambutan positif dari pasar, bahkan Pefindo memberi peringkat tertinggi idAAA untuk obligasi dan idAAAsy untuk sukuk. Hal ini menandakan, keuangan PNM memiliki prospek yang stabil walaupun sedang terjadinya ketidakpastian geopolitik global.
Rencananya dana dari hasil penerbitan obligasi tersebut, nantinya akan digunakan sebagai modal kerja di program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Sedangkan untuk hasil sukuk, nantinya akan dialokasikan ke pembiayaan PNM Mekaar Syariah.
Distribusi efek akan berlangsung secara elektronik pada 8 Juli 2025, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025. Pembayaran bunga akan dibayarkan setiap triwulan atau tiga bulan sejak tanggal emisi.
"Instrumen surat berharga yang berfokus dalam pemberdayaan perempuan di Indonesia masih sangat minim dan ini merupakan yang pertama di pasar modal Indonesia. Langkah ini merupakan wujud nyata dari semangat kami untuk menghadirkan investasi berdampak," ucap Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi.
Impact Investment Exchange (IIX) juga memberikan apresiasi terkait penerbitan Orange Bond PNM, bahkan melalui akun LinkedIn resminya IIX sudah memprediksi rencana PNM ini sekitar empat bulan lalu.
"PNM akan meluncurkan Orange Bonds pertama di Indonesia. Langkah ini akan menjadi preseden yang kuat untuk keuangan berkelanjutan dan berfokus pada perempuan," tulis IIX.
IIX memberi perhatian khusus soal rencana itu, karena PNM sendiri merupakan lembaga keuangan ultra mikro terbesar di dunia yang telah mengubah nasib banyak masyarakat kurang mampu.
Berdasarkan data resmi PNM, program Mekaar kini telah memiliki nasabah aktif mencapai 15,8 juta orang yang dimana mendominasi perempuan. Secara akumulasi orang yang menerima manfaat yakni 21,7 juta nasabah.
IIX menyebut peluncuran Orange Bonds oleh PNM membawa tiga dampak besar. Pertama, membuka akses permodalan secara lebih luas bagi usaha yang dipimpin perempuan dan masyarakat kurang mampu.
Kedua, merintis inovasi keuangan yang menggabungkan gender, keberlanjutan, dan berdampak sosial. Ketiga, menginspirasi lembaga-lembaga lain di Asia untuk bergabung dalam gerakan Orange Bonds.
Sebagai pelopor inisiatif global dalam mengusung pendekatan investasi berdampak (impact investment), IIX memiliki misi menciptakan 1 miliar mata pencaharian pada 2030.
Melalui gerakan Orange Movement yang diluncurkan pada 2022, IIX menargetkan mobilisasi dana US$ 10 miliar hingga 2030 guna memberdayakan 100 juta perempuan dan kelompok minoritas gender.
(prf/ega)