Saham entitas anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dibuka menguat pada perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/7). Menyusul kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dengan Indonesia usai pemangkasan tarif menjadi 19%. Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia diwajibkan mengimpor energi dari AS dengan nilai yang sudah disepakati sebesar US$ 15 miliar.
Berdasarkan data perdagangan RTI Business, PGAS naik ke harga 0,62% usai menutup perdagangan akhir pekan lalu dengan pelemahan sebesar 1,23%. Saham PGAS menguat 10 poin ke level Rp 1.615 per lembar. Pada awal perdagangan hari ini, saham PGAS mencatat volume transaksi sebesar 1,50 juta, nilai transaksi Rp 2,42 miliar dengan frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 695 kali hingga pukul 09.43 WIB.
Saham PGAS terpantau menguat sepanjang 2025 sebesar 1,57% dari rentang harga Rp 1.425-1.895 per lembar. Selama sebulan terakhir, saham PGAS tercatat stagnan dengan rata-rata kenaikan 14% dalam 10 hari terakhir dan melemah 9,65% di 10 hari sisanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip analisis Mirae Asset Sekuritas, saham PGAS menunjukkan potensi kenaikan harga karena beberapa indikator teknikal yang mendukung. Mirae Asset merekomendasikan Accumulative Buy untuk saham PGAS di level Rp 1.570-1.620.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan, saham PGAS menunjukkan pola Baji yang menunjukkan harga saham berada dalam fase kenaikan yang berpotensi berlanjut ke gelombang [iii], yang biasanya merupakan fase kenaikan kuat dalam analisis gelombang.
"PGAS pergerakan harga sahamnya mulai stabil, ya, sudah mulai stabil. Jadi, dengan demikian diharapkan akan terjadi fase eskalasi atau fase uptrend ke depannya," terang Nafan kepada detikcom, Senin (28/7/2025).
Nafan menyebut, kesepakatan dagang Indonesia dan AS juga dapat mendorong pertumbuhan fundamental. Menurutnya, pertumbuhan kinerja fundamental ini dapat mendorong teknikal saham PGAS ke depan. Secara tidak langsung, kesepakatan dagang ini juga mendongkrak pertumbuhan pendapatan PGAS.
"Perjanjian dagang itu penting agar supaya perekonomian Indonesia bisa lebih sustain, yang paling esensial seperti itu," jelasnya.
Meski pemerintah menyepakati perjanjian dagang tersebut, PGAS masih berupaya memenuhi kebutuhan gas melalui hasil produksi domestik. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, Indonesia akan mengimpor tiga komoditas energi, yakni minyak mentah, Liquified Petroleum Gas (LPG), dan bahan bakar minyak (BBM).
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Arief Setiawan Handoko menyebut, pihaknya terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan gas dari produksi dalam negeri. Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan gas, industri tidak melulu harus melakukan impor.
"Saya berharap sih apa yang kita punya itu, kita bisa pakai di dalam. Saya nggak melulu harus izin impor, harus impor," ujar Arief di Amanaia Satrio, Kamis (17/7/2025).
Kinerja Fundamental PGAS
Foto: Dok. PGN
|
tumbuh 1,81% yoy menjadi US$ 966,56 juta pada kuartal I-2025.
Adapun rinciannya, pendapatan dari penjualan gas kepada pelanggan industri dan komersial US$ 655,54 juta. Kemudian pelanggan rumah tangga US$ 12,25 juta. Adapun beban pokok pendapatan perseroan tercatat sebesar US$ 825,95 juta di kuartal I 2025.
Hingga akhir Maret 2025, total aset PGAS tercatat sebanyak US$ 6,54 miliar. Nilai aset PGAS di periode tersebut terdiri dari liabilitas sebesar US$ 2,78 miliar dan ekuitas sebesar US$ 3,77 miliar.
Adapun sepanjang tahun 2024, PGAS mencatatkan penurunan volume niaga gas tahun 2024 menjadi sebesar 852 BBTUD (British Thermal Unit per Day). Jumlah itu turun sekitar 8% dari tahun sebelumnya yang mencapai 923 BBTUD.
Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan realisasi volume niaga gas pada 2024 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan kondisi natural decline pasokan.
"Realisasi volume niaga gas 2024 turun karena natural decline pasokan," kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, dikutip Rabu (23/4/2025).
Rekomendasi Saham PGAS
Mirae Asset Sekuritas
PGAS - Accumulative Buy untuk saham PGAS di level Rp 1.570 hingga Rp 1.620. Adapaun target price (TP) 1 Rp 1.670 (+3,73%), TP 2 Rp 1.710 (+6,21%), dan TP 3 Rp 2.290 (+42,24%).
PT Bina Artha Sekuritas
PGAS - Momentum masih akan positif selama harga berada di atas support Rp 1.560. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bullish. HOLD atau TRADING BUY pada rentang harga Rp 1.560 hingga Rp 1.590 dengan target harga terdekat di Rp 1.725.
Tonton juga video "Poin-poin Wajib RI Usai Kesepakatan Tarif Impor" di sini: