Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan transaksi karbon di perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Capaian ini menjadi wujud komitmen OJK dalam mendukung penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) pada perusahaan tercatat.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyebut transaksi bursa karbon mencapai Rp 77,95 miliar hingga Agustus 2025. Adapun volume transaksi bursa karbon mencapai 1,59 juta ton CO2 equivalent pada periode tersebut.
"OJK secara konsisten mengawal pengerapan prinsip-prinsip environmental, social, and governance pada semua lini industri jasa keuangan. Dalam kurun setahun terakhir, nilai transaksi bursa karbon Indonesia terus meningkat, dengan nilai pada tanggal 8 Agustus 2025 mencapai Rp 77,95 miliar," ungkap Mahendra dalam sambutannya di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Mahendra menjelaskan, perdagangan karbon di BEI telah dibuka untuk skala internasional. Dengan begitu, ia meyakini nilai transaksi bursa karbon RI terus meningkat.
Mahendra menjelaskan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara umum naik hingga 6,41% sepanjang tahun 2025. IHSG mencatat penguatan kapitalisasi pasar 9,88% menjadi Rp 13,55 triliun.
Mahendra menjelaskan, Pasar Modal berperan penting dalam menopang stabilitas ekonomi. Namun begitu, ia tak menyangkal pasar modal RI sempat anjlok pada awal tahun dan awal kuartal II.
Menurutnya, capaian ini menjadi bukti kuatnya infrastruktur pasar modal RI. Mahendra menilai, pasar modal RI semakin tangguh dalam menghadapi gejolak eksternal.
"Pada kuartal kedua tahun ini maupun di awal tahun ini mengalami tekanan berat, namun kita bisa melihat bahwa Pasar Modal Indonesia tetap mampu menunjukkan resiliensi dan kapasitas adaptasi yang baik," tutupnya.
Lihat juga Video: Jokowi Luncurkan Bursa Karbon Indonesia: Kontribusi Lawan Krisis Iklim
(kil/kil)