Emiten agrokimia, PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) melakukan ekspor perdana 15 ton karbamasi methomyl 90 SP atau insektisida ke Afrika Selatan. Ekspor ini dilakukan melalui anak usahanya, yakni PT Dharma Guna Wibawa.
Direktur DGWG Yody Suganda menyebut ekspor perdana ini menjadi milestone penting bagi perusahaan. Pasalnya, ekspor ini dilakukan tak lama setelah peresmian pabrik karbamasi milik perseroan.
"Ini membuktikan pasar global telah memiliki kepercayaan yang kuat kepada DGWG dalam melakukan kerja sama penyediaan bahan baku. Kami berharap ini menjadi langkah awal yang baik untuk penetrasi pasar yang lebih luas, sehingga volume ekspor dapat terus bertumbuh," ujar Yody dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/9/2025).
Baca juga: Telkom Mau Pangkas Jumlah Anak Usaha |
Berdasarkan kajian internal perseroan, kebutuhan pasar domestik terhadap produk berbahan methomyl diperkirakan mencapai 2.500 metrik ton per tahun. Saat ini, DGWG mampu memenuhi sekitar 40% dari total kebutuhan pasar melalui produk Dangke 40WP.
Angka tersebut dianggap menjadi peluang besar bagi pemenuhan kebutuhan nasional sekaligus potensi ekspansi ke pasar global. Kehadiran pabrik karbamasi DGWG menjadi langkah strategis untuk memperkuat pasokan dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor.
Senada dengan analisis tersebut, Kementerian Perindustrian juga menyebut di impor produk formulasi pestisida mencapai 87.350 ton di 2024. Besarnya angka tersebut mencerminkan tingginya kebutuhan produk agrokimia dalam negeri, seiring dengan luasnya lahan pertanian Indonesia.
Adapun sebelumnya, DGWG berhasil melakukan penjualan produk pestisida jadi ke Australia dan Papua Nugini. Permintaan terhadap bahan baku seperti methomyl tergolong tinggi di pasar global sebagai bahan baku pembuatan insektisida bagi pelaku industri agrokimia seperti Afrika Selatan, di mana produktivitas pertaniannya kerap terganggu oleh serangan hama serangga.
(kil/kil)