Emiten Rukun Raharja Siapkan Rp 997 M buat Proyek Pipa BBM-Pembangkit EBT

Andi Hidayat - detikFinance
Senin, 27 Okt 2025 13:15 WIB
Foto: dok. BEI
Jakarta -

PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga US$ 60 juta atau sekitar Rp 997,13 miliar (asumsi kurs Rp 16.621) di tahun 2026. Anggaran belanja modal ini mencakup pembangunan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kalimantan Timur yang rencananya dimulai kuartal I 2025.

VP Finance and Investor Relation Rukun Raharja, Aldila Ayudya Putri, menjelaskan perseroan masih membuka kemungkinan untuk menambah anggaran belanja modal untuk tahun buku 2026. Ada beberapa opsi yang masih dikaji perusahaan, seperti pinjaman bank atau penerbitan obligasi.

"Jadi kalau untuk capex tahun 2026, untuk existing proyek saat ini, kami akan keluarkan mungkin sekitar US$ 50-60 juta, itu terkait dengan pembangunan pipa BBM kami," ungkap Aldila dalam acara Public Expose secara virtual, Senin (27/10/2025).

"Untuk sumber pendanaannya sendiri, sebenarnya kan opsinya, ada beberapa opsi yang lagi kita eksplor. Kalau misalnya kita mau pilih opsi yang paling konvensional, tentunya kami pasti akan melakukan pinjaman bank. Namun juga kalau misalnya dengan kondisi ekonomi saat ini, kalau misalkan obligasi menjadi favorable buat kami, pasti itu akan kami eksplor," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Rukun Raharja Djauhar Maulidi, mengungkap perseroan telah mencanangkan sembilan proyek yang berlangsung. Adapun pembangunan pipa BBM di Kalimantan Timur menjadi salah satu rencana proyek tersebut.

Namun, ia mengaku perseroan belum menghitung keseluruhan anggaran belanja modal untuk sembilan proyek tersebut. Seperti dua proyek pertama misalnya, yakni penandatangan perjanjian bersyarat akuisisi perusahaan gas beroperasi di wilayah Banten. Kemudian kedua, menuntaskan uji tuntas untuk mengakuisisi dua perusahaan pelayaran yang memiliki aset operasional berupa kapal Liquefied Natural Gas Carrier (LNGC) dan Very Large Gas Carrier (VLGC).

Djauhar menyebut, pihaknya mendanai dua proyek tersebut sebagian dari pinjaman perbankan. "Memang tidak semua 9 proyek ini ada yang sudah kita cadangkan, yaitu untuk nomor 1, nomor 2, ini kita sudah melakukan dengan strategi mengenai ini dengan pinjaman dari pihak perbankan," ungkapnya.

Kemudian proyek ketiga, yakni melakukan studi kelayakan untuk pembangunan terminal LNG di Banten. Keempat proyek LNG plant di Kalimantan dengan fokus pada pengadaan lahan, finalisasi perjanjian jual beli gas, dan studi kelayakan yang besaran belanja modalnya baru akan diumumkan akhir tahun 2025.

Kelima, sedang dilakukan persiapan operasional fasilitas compressor di Sinjai, Sulawesi Selatan. Proyek keenam mencakup studi komersial terhadap rencana investasi infrastruktur migas di Indonesia Timur. Ketujuh, perusahaan merencanakan pembangunan pipa BBM di Kalimantan Timur pada kuartal I 2026.

Kedelapan, Rukun Raharja juga melakukan uji tuntas untuk mengakuisisi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) berbasis tenaga air dan biomassa. Terakhir, proyek kesembilan mencakup uji tuntas untuk mengakuisisi fasilitas sistem penyediaan air minum di area Jabodetabek.

Djauhar menegaskan, sumber pendanaan belanja modal masih menggunakan skema konvensional menggunakan pinjaman perbankan. Namun, Rukun Raharja tak menutup kemungkinan menempuh skema pembiayaan baik dengan obligasi maupun right issue.

"Tapi tentu kami tidak menutup kemungkinan dari skema-skema pembiayaan yang non-konvensional, apakah itu menggunakan obligasi atau kami melakukan right issue atau apapun hal itu. Tapi sampai hari ini, rencana yang sudah kami, yang ada dalam pipeline kami adalah menggunakan konvensional financing dari ekuiti perusahaan sebagian dan juga dari pihak perbankan," pungkasnya.

Tonton juga Video: Curi Start Minggu Depan, Ada Emiten Cuan!




(acd/acd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork