PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) mencetak laba bersih Rp 1,54 triliun hingga kuartal III-2025. Capaian ini didukung oleh peningkatan efisiensi operasional serta optimalisasi portofolio bisnis menara dan fiber.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko mengatakan kinerja itu menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas perseroan dalam menghadapi dinamika industri telekomunikasi.
"Pencapaian ini menunjukkan komitmen Mitratel untuk terus tumbuh secara berkelanjutan melalui efisiensi operasional, ekspansi infrastruktur digital dan peningkatan nilai tambah bagi pelanggan. Kami berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan pendapatan, serta memperkuat profitabilitas dan daya saing di seluruh lini bisnis," ujar Theodorus dalam keterangan tertulis, Kamis (30/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapatan Mitratel tercatat sebesar Rp 6,88 triliun atau tumbuh 0,9% secara tahunan (yoy). Dari sisi profitabilitas, EBITDA tumbuh 1,8% yoy menjadi Rp 5,77 triliun, dengan margin EBITDA mencapai 83,8%.
Sementara itu, biaya operasional (COE) ditekan 3,4% yoy menjadi Rp 1,11 triliun. Upaya efisiensi yang konsisten ini turut menopang peningkatan margin laba bersih (NIM) yang mencapai 22,4%. Normalisasi pendapatan perseroan terkait transaksi akuisisi UMT yang dilakukan pada Desember 2024, secara akuntansi dicatat sejak awal Januari 2024.
Kontribusi terbesar pendapatan perseroan berasal dari bisnis menara kepemilikan sendiri (tower owned) dengan porsi 82,7% dari total pendapatan atau senilai Rp 5,69 triliun, mengalami kenaikan sebesar 0,4% yoy. Sementara bisnis fiber menjadi motor pertumbuhan baru dengan pendapatan mencapai Rp 431 miliar, tumbuh signifikan 57,2% yoy.
Pada akhir September 2025, Mitratel tercatat memiliki total 40.102 menara dengan jumlah tenant mencapai 61.987. Dengan demikian, tenancy ratio mencapai 1,55 kali atau meningkat dari 1,51 kali tahun lalu.
Sedangkan untuk jaringan fiber optik, perseroan telah membukukan 67.738 km panjang billable atau meningkat 47,9% yoy, mencerminkan ekspansi infrastruktur fiber yang agresif untuk mendukung layanan konektivitas yang lebih luas.
"Pertumbuhan jaringan fiber dan peningkatan tenancy ratio menara menunjukkan bahwa strategi kami berjalan sesuai rencana. Kami terus memperluas jangkauan hingga ke wilayah-wilayah 3T untuk menghadirkan konektivitas yang merata dan inklusif," tambah Theodorus.
Lihat juga Video: Spotify Cetak Laba Bersih Rp 4,4 T di Kuartal II 2024











































