PT Sepatu Bata Tbk (BATA) masih membukukan kinerja keuangan negatif hingga September 2025. Perusahaan masih mencatat rugi bersih dan penjualan neto merosot.
Dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/11/2025), Sepatu Bata membukukan rugi bersih sebesar Rp 51,98 miliar. Angka tersebut menyusut 59,85% dari rugi bersih di periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 129,49 miliar.
Meski rugi menyusut, Sepatu Bata mencatat penurunan penjualan neto merosot 34,77% hingga September 2025 menjadi Rp 236,93 miliar dari Rp 363,27 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian beban pokok penjualan perseroan juga tercatat menurun menjadi Rp 146,89 miliar hingga kuartal III 2025 dari Rp 224,45 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan neto Sepatu Bata mayoritas ditopang penjualan domestik pihak ketiga sebesar Rp 236,38 miliar atau sekitar 99,6% dari total penjualan neto. Sementara untuk ekspor melalui pihak berelasi hanya sekitar 0,4% atau sebesar Rp 550,63 juta.
Alhasil, laba bruto Sepatu Bata tercatat sebesar Rp 90,04 miliar hingga September 2025. Angka tersebut menurun drastis sebesar 35,13% dari Rp 138,81 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga September 2025, Sepatu Bata membukukan aset sebesar Rp 326,64 miliar. Adapun liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 402,12 miliar dengan ekuitas sebesar Rp 75,48 miliar.
Tutup Produksi Alas Kaki
Diketahui sebelumnya, Director & Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko, perseroan menghentikan produksi usaha alas kaki pada 4 Mei 2024. Hingga saat ini, produksi telah melakukan transisi produksi kepada pemasok alas kaki domestik.
Pengalihan produksi ini dinilai langkah strategis dalam meningkatkan rantai pasok dan efisiensi biaya. Sepatu Bata juga tidak memiliki rencana untuk kembali menghidupkan kembali kegiatan produksinya.
"Perseroan telah mengumumkan penghentian kegiatan produksi pada tanggal 4 Mei 2024, dan saat ini Perseroan telah berhasil melakukan transisi produksi kepada pemasok lokal di Indonesia. Langkah strategis ini telah meningkatkan fleksibilitas rantai pasok Perseroan serta berkontribusi positif terhadap efisiensi biaya," ujar Hatta dikutip dari Keterbukaan Informasi, Rabu (15/10/2025).
Berdasarkan hal tersebut Sepatu Bata memutuskan untuk menghapus kegiatan produksi alas kaki untuk keperluan sehari-hari dalam Anggaran Dasar perseroan. Sepatu Bata juga telah menyiapkan lima inisiatif utama sebagai strategi bisnis ke depan, pertama, optimalisasi ritel.
Kedua, peningkatan marjin sebagai upaya menaikan profitabilitas melalui pengembangan dan penjualan koleksi produk eksklusif yang bernilai tambah. Ketiga, efisiensi dengan menyederhanakan kegiatan operasional di seluruh lini bisnis.
Keempat, pertumbuhan digital dengan bisnis daring yang efisien dan menguntungkan, utamanya melalui kemitraan melalui platform e-commerce pihak ketiga. Kelima, monetisasi aset dengan melepas properti yang tidak digunakan untuk mendukung fleksibilitas keuangan.
"Tujuan Perseroan adalah untuk meningkatkan penjualan pada toko yang sama serta menjaga stabilitas arus kas hingga akhir tahun 2027. Perseroan meyakini bahwa strategi yang dijalankan akan mampu memulihkan profitabilitas serta mencapai pertumbuhan dalam jangka Panjang yang berkelanjutan," ucapnya.
Tonton juga video "Berseteru dengan Ahmad Dhani, Lita Gading Ungkap Rugi Miliaran Rupiah" di sini:
(acd/acd)