Sejumlah publik figure berlomba-lomba membuat token kripto. Munculnya kripto anak bangsa bisa menjadi tolok ukur antusiasme masyarakat Indonesia dalam investasi digital.
Joko Crypto yang dikenal sebagai Crypto Enthusiast mengungkapkan, image dan awareness memang penting. Namun baginya, saat ini yang perlu dilakukan bukan hanya memperbaiki citra melainkan edukasi kepada masyarakat tentang resiko-resiko yang mungkin terjadi bila seseorang terjun ke dunia kripto.
"Pertama kita bentuk ekosistem, tapi tujuan dasarnya lebih ke arah edukasi dulu. Kemudian, kita masuk ke dalam sebuah komunitas. Di dalam itu ada edukasi lanjutan, karena tidak mungkin kita membuat paham orang dalam satu dua seminar," ujar Joko dalam d'Mentor (17/02/2022).
Bagi Joko, kehadiran kripto lokal adalah kemajuan. Namun, ada sejumlah pekerjaan rumah yang perlu diperhatikan oleh para pegiat kripto dan pemerintah.
"Gue harap kita lebih kompak dalam mengedukasi masyarakat secara massif biar orang tahu dulu resikonya. Jadi Gue nggak mau orang ikut-ikutan hingga terjadi sebuah FOMO (Fear of Missing Out), efeknya apa? Efeknya yang disalahkan si token tersebut," ungkap Joko.
Senada dengan Joko, wakil menteri perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan edukasi tentang dunia kripto tidak bisa dilakukan secara instan. Oleh sebab itu, Jerry mengajak kepada seluruh pelaku industry kripto agar ikut dalam menyukseskan literasi kripto yang masih tergolong baru.
"Dalam waktu dekat kan Indonesia mau launching bursa kripto. Nah in ikan adalah salah satu cara (pemerintah) untuk membentuk suatu ekosistem yang sehat, yaitu bagaimana perdagangan kripto itu kompetitif dilakukan di bursa untuk perlindungan konsumen" ujar Jerry.
"Siapapun yang ingin berinvestasi, lihat dulu backgroundnya, produknya, siapa tradernya, platformnya apa. Jangan terlalu bersemangat karena produk itu lagi jadi bahan omongan orang. Kalau sudah jelas, tinggal kita putuskan mau beli atau tidak," imbuh Jerry.
(vys/vys)