Direktur Manajemen Bisnis dan Risiko PLN Murtaqi Syamsuddin mengatakan, PLN mengambil alih proyek PLTP ini karena telah lama proses negosiasi calon investor yakni Medco dengan pihak terkait lainnya tak juga kunjung selesai.
"Pokoknya PLN menilai proyek ini bahwa proyek ini sudah begitu lama dan PLN sudah melakukan beberapa tindakan, tapi kok belum terlihat ending-nya seperti apa," tutur Murtaqi saat ditemui di kantor Bappenas, Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis (9/6/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Besok kan pemerintah memanggil, ya pokoknya pemerintah akan mereview ini setahu saya," imbuh Murtaqi.
Direktorat Perencanaan PLN telah menyiapkan perencanaan guna memulai proyek PLTP Sarulla tahun ini juga. Direktur Utama PLN Dahlan Iskan pernah menyampaikan pengerjaan Sarulla tidak perlu spekulasi karena keberadaan uapnya dan volume uapnya sudah jelas.
Sarulla awalnya dikembangkan dengan modal Independent Power Producer (IPP). Pemegang WKP adalah Pertamina Geothermal Energy, dengan pengembang PGE/JOC Konsorsium MEDCO. PLTP ini akan mensuplai listrik di Suamtera Utara, di mana daya mampu Pembangkit mencapai 1480 MW, dengan beban puncak 1.200 MW.
Dalam kesempatan tersebut, Murtaqi juga mengatakan PLN juga berencana menawarkan 4 proyek PLTU kepada pihak swasta dengan mekanisme public private partnership (PPP). Keempat proyek PLTU ini lokasinya di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Total perkiraan jumlah listrik yang dihasilkan 4 PLTU ini adalah 2.200 MW.
Empat proyek ini di luar proyek 10 ribu MW. "Untuk investasinya, PLTU Jateng yang kemarin itu US$ 3 miliar. Untuk keempat PLTU ini sekitar itulah. Kita berharap dapat jaminan pemerintah juga seperti PLTU Jateng," jelas Murtaqi.
(dnl/qom)