Dari situs Litbang Kementan yang dikutip detikFinance, Kemiri Sunan adalah sejenis kemiri Reutealis trisperma yang dikembangkan oleh warga negara yang berasal dari China di daerah Tangerang, Banten untuk memenuhi kebutuhan minyak Tung Oil pada abad ke-18. Minyak Tung Oil ini digunakan masyarakat sebagai bahan pengawet kayu terutama pada kapal-kapal phinisi.
"Ini tanaman asli Indonesia," kata Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir saat ditemui detikFinance, di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Rabu (12/2/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tenaga Ahli bidang Biodiesel Ditjen Perkebunan Supranto mengatakan, setelah melakukan kajian dan penelitian yang mendalam terhadap komoditi ini, Menteri Pertanian akhirnya melepas bibit kemiri sunan untuk ditanam oleh siapa saja.
"Dilepas 2011 ditemukannya sudah lama, proses penelitian kan sudah lama. Kalau estimasi saya 5 tahun sebelum dilepas," kata Supranto.
Kenapa dinamai sunan?
Supranto mengatakan, sunan diibaratkan sebagai seorang bangsawan, menak atau turunan raja. Buah ini biasa ditemui di pohon-pohon kuburan atau pemakaman para bangsawan.
"Sunan kalau dijabarkan itu menak, turunan raja-raja. Itu untuk peneduh makam, supaya sejuk. Kalau di Jawa Barat kan menak, itu makam raja. Priyayi turunan raja," katanya.
(zul/hen)