MT Jelita Bangsa yang disewa PT Pertamina untuk mengangkut minyak dari produksi sumur Chevron Dumai ke Kilang Minyak Balongan, Jawa Barat. Namun di tengah jalan belok arah ke perairan Malaysia. Di sana MT Jelita Bangsa telah mentransfer 800 ton dari rencana 1.000 ton minyak mentah ke kapal MT Ocean Maju. Saat transfer itulah, Bea Cukai menangkap kedua kapal tersebut termasuk nakhoda dan kapten kapal.
Pertamina menyatakan, minyak yang dijual sebanyak 1.000 ton tersebut bukan miliknya. Karena kargo berisi 402.000 barel milik Pertamina masih disegel. Jadi minyak mentah dari mana yang dijual MT Jelita Bangsa? Apalagi jumlahnya tidak sedikit yakni mencapai 1.000 ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gde tidak membantah produksi minyak para perusahaan minyak dengan laporan lifting minyaknya dapat dicurangi, namun pihaknya terus meningkatkan pengawasan di sektor hulu minyak dan gas bumi.
"Bukan tidak bisa dicurangi, kemungkinan itu ada, produksi berapa yang dicatat berapa yang masuk minyaknya (lifting) berapa. Namun setiap produksi sumur di seluruh Indonesia ada pengawasnya mulai dari ESDM, SKK Migas, pihak independen," ucapnya.
Gde mengakui dimana pun namanya minyak mentah pasti dibutuhkan dan laku dijual khususnya negara yang punya banyak kilang minyak.
"Apalagi kualitas minyak dari lapangan Minas Chevron itu minyak ringan harganya mahal, sedangkan untuk minyak dari Duri yang dibeli Pertamina yang diangkut Jelita Bangsa itu jenisnya minyak berat harganya murah," tutupnya.
(rrd/dnl)