Menteri ESDM Cari Potensi Biogas dari Kotoran Manusia

Menteri ESDM Cari Potensi Biogas dari Kotoran Manusia

Feby Dwi Sutianto - detikFinance
Sabtu, 13 Jun 2015 21:10 WIB
Cirebon - Malam ini Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyambangi Pondok Pesantren An-Nashuha di Kalimukti, Cirebon, Jawa Barat. Sudirman didampingi Pimpinan Pondok An-Nashuha KH Usamah Manshur untuk diajak berkeliling area pondok pesantren.

Salah satu lokasi yang dituju adalah kamar mandi para santri. Di sini, Sudirman ingin melihat potensi pemanfaatan kotoran manusia untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan khususnya biogas

"Ini tinggal diolah aja untuk jadi biogas," kata Sudirman saat blusukan di Pondok Pesantren An-Nashuha, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (13/6/2015).

Sudirman melihat peran pesantren sangat penting untuk mendukung peningkatan peran energi terbarukan. Pesantren dinilai memiliki basis masyarakat dan organisasi yang telah tertata dengan baik.

"Kita sedang mencoba sosialisasikan program peningkatan porsi energi baru terbarukan. Karakternya ialah banyak libatkan masyarakat. Seperti energi matahari, air, biogas. Semuanya basis masyarakat sehingga perlu dukungan masyarakat. Pemerintah nggak bisa jalan sendiri," katanya.

Selain pesantren, Kementerian ESDM akan menggandeng koperasi hingga organisasi ibu-ibu (PKK) untuk mengembangkan energi baru terbarukan berbasiskan pemberdayaan masyarakat.

"Organisasi ibu-ibu, koperasi. Intinya harus ada komunitas dan ada keterlibatan masyarakat," ujar Sudirman.

Kementerian ESDM akan membangun 15 pembangkit listrik tenaga biogas yang menyasar pondok pesantren di Indonesia. Sumber biogas bisa berasal dari kotoran manusia termasuk kotoran para santri di pondok-pondok pesantren.

Untuk menghasilkan listrik, kotoran manusia akan ditampung pada alat penampungan khusus yang terpisah dari saluran air mandi. Pembangunan penampungan bisa dilakukan dengan memanfaatkan berbagai bahan asalkan tertutup sehingga tidak terkena udara terbuka.

"Dari situ dimasukan ke tempat tertutup, jangan ada udara luar. Mau pakai tong, mau plastik, mau fiber, mau toren, mau buat tembok yang penting tertutup," kata Kepala Pusat Komunikasi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.

Setelah ditampung, kotoran tersebut baru bisa menghasilkan gas setelah 2 minggu. Syarat menghasilkan gas adalah meminimalkan masuknya sabun sisa pembersihan saat buang air besar.

Agar bisa menghasilkan biogas yang optimal, diperlukan minimal pesantren yang memiliki 500 santri. Selain untuk gas, ampas kotoran tersebut bisa dipakai atau dimanfaatkan untuk pupuk. Fasilitas pengolahan kotoran manusia menjadi biogas dengan kapasitas 1.500 orang, dana yang diperlukan sekitar Rp 600 juta.

(feb/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads