Merasakan Masuk ke 'Perut' Gunung Pongkor, Tambang Emas 'Legenda'

Merasakan Masuk ke 'Perut' Gunung Pongkor, Tambang Emas 'Legenda'

Lani Pujiastuti - detikFinance
Senin, 14 Sep 2015 10:22 WIB
Bogor -

Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) milik PT Antam di Gunung Pongkor berada di Desa Bantarkaret Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kawasan Pongkor sudah lama jadi 'legenda' penambangan emas, kawasan ini menjadi lokasi perburuan emas para penambang liar dari berbagai daerah.

Lokasi UBPE Pongkor berada di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Lokasi ini cukup sejuk karena berada di kaki Gunung Halimun-Salak.

Rombongan media termasuk detikFinance, menyambangi kawasan ini pekan lalu. Salah satu terowongan tambang di lokasi ini sempat dijelajah oleh rombongan yaitu terowongan Gudang Handak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


‎Di kawasan ini totalnya ada 6 portal atau terowongan, Gudang Handak adalah salah satunya, lokasinya paling mudah dijangkau dari kantor UBPE.

Saat di lokasi, Staf UBPE Pongkor memberi kesempatan selama 30 menit rombongan untuk masuk ke salah satu terowongan menuju lokasi penambangan emas. Para pengunjung wajib mengenakan helm putih khas pekerja tambang lengkap dengan lampu senter terpasang di bagian depan helm.

Juga wajib memakai sepatu boot untuk melintasi genangan lumpur dan masker agar terhindar dari masuknya debu ke paru-paru. Ditambah rompi berwarna oranye bertuliskan visitor. Petugas pun meminta pengunjung mempelajari buku panduan keselamatan dan mengisi identitas diri di dalamnya.

Tampak dari luar, salah satu pintu masuk atau portal pintu tambang ini mirip seperti sebuah terowongan kereta api. Dinding bercat hijau dengan tinggi 4 meter. Bertuliskan L 500 artinya kegiatan penambangan ada di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Di luar portal, lampu indikator penanda traffic keluar-masuknya truk ke dalam terowongan pun sedang tidak berfungsi. Portal ini tidak menggunakan lori atau kereta yang terdiri dari susunan mirip gerobak yang melintas di atas rel untuk mengangkut batuan.

Aktivitas yang terlihat di sekitar portal hanya sebuah truk putih yang tengah memasukkan muatan Ore ke dalam crusher atau alat penghancur batuan menjadi berukuran lebih kecil.

"Kita akan memasuki portal Gudang Handak. Lokasinya paling mudah dijangkau dan dekat dengan kantor. Kemudian kondisinya relatif aman dibanding portal lain. Portal ini dibangun tahun 2002. Mari kita masuk menuju lokasi front pengambilan emasnya," tutur Samoun, Senior Safety Officer UBPE Pongkor PT Antam Tbk, di site UBPE Pongkor, pekan lalu.



Di dekat mulut terowongan di sisi dalam, tidak terlihat pekerja lalu lalang di sekitar pintu masuk portal. Saat masuk 50 meter ke dalam terowongan hanya terlihat seorang staf tengah berjaga di pos istirahat pekerja.

Rombongan pun terus masuk lebih dalam, terlihat ada alat berat di jalur bercabang. Alat keruk tersebut dipakai untuk memindahkan Ore atau batuan kasar mengandung emas hasil ledakan atau blasting ke dalam truk.

"Total di sini ada 560 karyawan PT Antam. Kontraktornya 1.600 orang," jelas Samoun.

Rombongan berjalan kaki di atas jalan berbatu yang digenangi lumpur berwarna abu-abu. Terowongan mulai gelap gulita. Jarak antara satu lampu ke lampu lain cukup jauh. Lampu senter yang terpasang di helm pun sudah lemah baterainya dan tidak banyak membantu penerangan.

Terowongan galian ini berukuran diameter 3 hingga 4 meter. Tiap sisi dinding atas kanan dan kiri dilengkapi jaring pengaman dan konstruksi kayu untuk menjaga dari runtuhnya batuan.

"Ukuran terowongan yang digali atau diledakkan kemudian diambil batuan kasarnya harus 3-4 meter supaya alat bisa masuk," imbuh Samoun.





Di dalam terowongan dilengkapi dengan blower atau pendingin di beberapa titik sehingga suhu tidak terlalu panas. Namun perbedaan mencolok terasa di titik yang tidak terjangkau blower. Suhu berubah naik dan keringat pun mengucur.

Terdapat pula trafo untuk mengontrol listrik yang menghidupkan seluruh alat elektronika dari lampu, blower, hingga pompa air. Pompa air berfungsi memompa air dari dalam ke luar terowongan.

Butuh berjalan kaki 100 meter untuk mencapai lokasi para pekerja penambang yang sedang melakukan aktivitas di front atau lokasi penggalian.

Memasuki lokasi penambangan emas bawah tanah, harus siap dengan suasana gelap dan lumpur yang ada di sepanjang terowongan. Selain itu, deru suara mesin-mesin yang beradu, dengan suara deru mesin blower, sesekali bersaing dengan bunyi mesin bor para pekerja.

Sampai di lokasi front penambangan, terlihat tiga pekerja sedang menambang. Salah satunya memegang bor dengan panjang 1,6 meter

"Ini proses blasting sudah dilakukan karena sudah dapatkan Ore atau batuan kasarnya. Tinggal diangkut keluar," kata Samoun.

‎Seperti diketahui, proses eksplorasi tambang emas dan perak sudah berlangsung sejak 1980-an di kawasan ini, namun baru pada 1994 resmi sebagai UBPE dan mulai memproduksi emas.

(hen/hen)

Hide Ads