Peringati RI Sudah Kelola Listrik 70 Tahun, Seribuan Pegawai PLN Jalan Santai

Peringati RI Sudah Kelola Listrik 70 Tahun, Seribuan Pegawai PLN Jalan Santai

Lani Pujiastuti - detikFinance
Minggu, 25 Okt 2015 09:10 WIB
Jakarta - Minggu pagi (25/10/2015) suasana semarak dan ramai seribuan peserta Fun Walk atau jalan santai dalam rangka Hari Listrik Nasional Ke-70 terlihat di kantor pusat PLN, Jalan Trunojoyo Blok M, Jakarta Selatan. Peringatan hari listrik jatuh pada 27 Oktober setiap tahun, sebagai tanda Indonesia mengelola kelistrikan sendiri selama 70 tahun.

Balon raksasa berwarna merah dan putih membentuk angka 70 menggantung di antara para peserta Fun Walk. Peserta merupakan karyawan beserta keluarga seluruh jajaran PLN Persero se-Jabodetabek.

Ratusan peserta Fun Walk berkaos merah putih bertuliskan Hari Listrik Nasional Ke-70 'Bersama Menerangi Negeri' dilepas dari garis finish dengan iringan tanjidor lengkap dengan sepasang ondel-ondel Betawi di barisan terdepan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Keuangan dan Human Capital PLN Sarwono Sudarto melepas keberangkatan peserta dengan menggunting pita dan mengibarkan bendera start. Tanjidor dan ondel-ondel bergerak diiringi seruan terompet dan pelepasan balon merah putih oleh peserta.

Suasana tidak kalah semarak juga ada di lantai dasar kantor PLN Persero yang disulap menjadi arena 'dolanan bocah' dengan aneka permainan anak tradisional.

Ada engrang, papancakan, babalonan sarung, dam-daman, gasing, pedang sanur, dan banyak lainnya. Orang tua bisa nostalgia masa kecilnya sekaligus mengingatkan ke anak-anak beragamnya jenis permainan tradisional yang ada.

Usai mengikuti Fun Walk, anak-anak bisa bermain di arena dolanan bocah ini. Puluhan anak-anak terlihat asyik menjajal satu per satu mainan anak yang eksis pada masa kecil orang tua mereka.

Anak-anak asyik bermain diiringi lagu-lagu tradisional berbagai daerah. Selain bermain, ada lomba menggambar dan mewarnai tingkat sekolah sasar dan taman kanak-kanak.

Peseeta Fun Walk : PLN Pusat,Dana Pensiun, PLN Disjaya, Pusenlis, Pusdiklat, Puslitbang, P2B, UIP IV, PJB Muara Karang, PLN—E, PLN Batubara, Indonesia Power, Icon+,BAG, APJ Bekasi, APJ Depok, STT PLN, IK—PLN

Seperti diketahui pengelolaan ketenagalistrikan di Indonesia melewati berbagai fase yang panjang, sebelum periode kemerdekaan hingga sudah kemerdekaan. Di Indonesia, pasokan listrik sempat dikelola oleh perusahaan Belanda hingga Jepang, namun semenjak 27 Oktober 1945, Indonesia secara mandiri mengelola listrik.

Pada 27 Oktober dikenal sebagai Hari Listrik Nasional (HLN). Tahun ini bertepatan diperingati yang ke-70 atau sejalan dengan usia kemerdekaan Indonesia. Hari listrik nasional bukan HUT PLN namun memperingati dikelolanya listrik di Indonesia.

Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19 oleh perusahaan Belanda. Pada waktu itu beberapa pabrik gula di Jawa membutuhkan tenaga listrik, untuk produksi maupun penerangan, sumber energinya dari ampas batang tebu yang tersisa setelah airnya diambil untuk pembuatan gula.

Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda mendirikan S’ Landswaterkracht-bedrijven (LWB; Perusahaan Negara Tenaga Listrik), yang mengelola beberapa pembangkit listrik seperti PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok-Dago, PLTA Ubrug dan PLTA Kracak, di Jawa Barat; PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea Lama di Sulawesi Utara, dan pembangkit listrik tenaga uap PLTU Gambir di Jakarta.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, para tenaga kerja di perusahaan listrik dan gas bergerak mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang dikuasai Jepang. Aksi ambil alih terjadi di beberapa kota seperti Surabaya, PLTA Mendalan, Kediri, Mojokerto, Probolinggo, Malang, Semarang, Pekalongan, Yogyakarta, Purwokerto, Bandung, Medan, Aceh, Manado dan Jakarta.

Pada September 1945 para pemuda serta pegawai Listrik dan Gas menghadap pimpinan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP),, mereka juga menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada pemerintah. Oleh Presiden Soekarno perusahaan itu diberi nama Djawatan Listrik dan Gas di bawah lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dengan Penetapan Pemerintah nomor 1 tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945.

Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai Hari Listrik dan Gas. Dari tahun 1945 hingga 1975 peringatan Hari Listrik dan Gas selalu diperingati oleh karyawan listrik dan gas. Bahkan peringatan Hari Listrik dan Gas pada tahun 1960 dihadiri oleh Presiden Soekarno.

Tahun 1975, Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, sempat menggabung Hari Listrik Nasional dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh tanggal 3 Desember. Namun karena pentingnya semangat dan nilai-nilai hari listrik, maka sejak 1992 Menteri Pertambangan dan Energi menetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.

(hen/hen)

Hide Ads