Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, mengatakan tak ingin masalah seperti terulang itu lagi. Apalagi, perusahaan migas pelat merah ini berencana membangun 30 PLTP baru dalam 5 tahun ke depan.
"Masing-masing perusahaan perjuangkan kepentingan targetnya. Tugas pemerintah menjembatani. Jadi, masa lalu kita harus ada penengahnya. Ke depan, harus jadi proyek integrasi bersama," kata Dwi ditemui di Hotel Padma, Bandung, Sabtu (5/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan joint venture jadi yang begitu-begitu (ribut) nggak terjadi lagi. Makanya nanti kalau sudah jalan pembangkit geothermalnya harus joint venture saja. Saya sudah koordinasikan dengan Kementerian BUMN soal joint venture ini," ujarnya.
Sebagai informasi, perselisihan itu akhirnya selesai setelah PLN dan Pertamina menyepakati harga uap panas bumi senilai US$ 6 sen per kWh. (hns/hns)