Saudi Aramco diberi waktu sampai akhir September untuk memberikan komitmen. Apabila tidak ada kejelasan, Pertamina akan mencari mitra lain atau mengerjakan sendiri kedua proyek pengembangan kilang tersebut.
"Kami berharap pada September sudah ada keputusan dari perusahaan terkait (Saudi Aramco)," kata VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, kepada detikFinance di Jakarta, Kamis (25/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk share down, kami belum mendapatkan informasi resmi dari perusahaan terkait," ucapnya.
Sebelumnya, Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan mempertanyakan keseriusan Saudi Aramco untuk menggarap RDMP Dumai dan Balongan.
Luhut membandingkan Aramco dengan Rosneft, raksasa perminyakan asal Rusia yang menjadi partner Pertamina dalam pembangunan kilang Tuban. Dibanding Rosneft, progress proyek yang dikerjakan Aramco tergolong lambat.
"Itu (komitmen di RDMP Dumai dan Balongan) yang tadi kita kejar. Aramco ini agak lambat prosesnya, malah sekarang yang cepat Rosneft dari Rusia. Kita harap selesai (proyek RDMP) 2021," kata Luhut usai rapat di Kementerian ESDM, kemarin.
Luhut juga mengkritik kinerja Aramco di proyek RDMP Cilacap yang sudah mencapai kesepakatan Head of Agreement (HoA) dengan Pertamina sejak November 2015 lalu. Pihaknya ingin RDMP Cilacap dapat terselesaikan tahun 2021. Tapi Aramco menyanggupi proyek ini rampung paling cepat tahun 2022.
Belakangan, BUMN perminyakan Arab Saudi ini bahkan meminta porsi kepemilikannya di kilang Cilacap diturunkan dari 45% menjadi hanya 30%. Kemungkinan karena masalah keuangan.
Luhut tak mengetahui persis alasan Aramco ingin menurunkan kepemilikannya. Menurutnya, lebih baik Pertamina mengambil porsi lebih besar saja agar proyek bisa berjalan lebih cepat.
Saat ini kapasitas terpasang seluruh kilang Pertamina mencapai 853 ribu barel per hari (bph). Sedangkan kebutuhan minyak Indonesia tercatat sebesar 1,57 juta bph.
Ada empat proyek RDMP yang dikerjakan Pertamina untuk meningkatkan produksi BBM di dalam negeri yaitu RDMP Ciladap, Balongan, Dumai, dan Balikpapan. Apabila seluruh RDMP ini selesai, maka kapasitas keempat kilang itu akan naik dari 820 ribu bph menjadi 1,61 juta bph. (ang/ang)