PHK 309 Pekerja, Smelter Freeport di Gresik Hanya Bisa Beroperasi 20%

PHK 309 Pekerja, Smelter Freeport di Gresik Hanya Bisa Beroperasi 20%

Yulida Medistiara - detikFinance
Selasa, 07 Mar 2017 16:11 WIB
PHK 309 Pekerja, Smelter Freeport di Gresik Hanya Bisa Beroperasi 20%
Foto: Istimewa/Puspa Perwitasari
Jakarta - Sebanyak 309 dari total 500 pekerja PT Smelting Gresik terkena PHK karena melakukan aksi pemogokan. Hal ini berimbas pada opersional PT Smelting Gresik. Smelter yang mengolah konsentrat tembaga Freeport ini hanya bisa beroperasi 20% karena banyaknya pekerja inti yang dikeluarkan.

"Operasinya tidak lebih dari 20%. Pekerja yang sekarang dirumahkan itu pekerja yang ahli. Mereka yang paling mengerti. Jadi tidak bisa produksi berjalan normal," kata Wakil Sekertaris Pelaksana Unit Kerja Sertikat Pekerja Logam (SPL) FSPMI PT Smelting Gresik, Ibnu Shobir, di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (7/4/2017).

Baca juga: Pekerja Smelter Freeport Mogok Akibat Ada Diskriminasi Gaji

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, 309 pegawai yang di-PHK merupakan pekerja tetap, sementara hanya 130 pegawai yang bertahan di perusahan. Usai melakukan PHK itu perusahaan melakukan rekrutmen secara besar-besaran, akan tetapi belum bisa mengembalikan produksi ke tingkat optimal.

"Terlepas rekrut banyak apa enggak, mereka belum bisa beroperasi secara normal padahal sudah ada tenaga ahli yang dari Jepang," ujarnya.

Pengapalan konsentrat dari tambang PT Freeport Indonesia hingga kini masih dilakukan. Akan tetapi, karena jumlah tenaga kerjanya sedikit pekerjaan seperti membongkar muatan kapal tidak bisa selesai dengan cepat.

"Misalnya itu tidak bisa membongkar dengan cepat," ujarnya.

Baca juga: Mogok Kerja, 309 Pekerja Smelter Freeport di Gresik Kena PHK

Ia menambahkan, limbah smelter ini mampu dijadikan bahan baku bagi industri lain misalnya terhadap industri semen, pupuk atau petrokimia. Namun dengan penurunan opersional ini sejumlah industri mengalami kekurangan bahan baku.

"Semen, pupuk, petrokimia itu kan ada sebagian bahan bakunya dari smelter. Beberapa industri turunan ini bisa mengalami kesulitan bahan baku misalnya karena sulitnya impor bahan baku," ungkapnya.

Saat ini persoalan produksi PT Smelting Gresik sudah dirasakan PT Freeport Indonesia karena produksinya menumpuk akibat tidak bisa diolah. Dampaknya, Tambang Grasberg tak bisa beroperasi karena tak bisa ekspor konsentrat, di saat bersamaan juga tak bisa memurnikan konsentratnya di smelter Gresik. (mca/mca)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads