Ke ESDM, Perwakilan 2 Suku di Papua Ungkap Dampak Tambang Freeport

Ke ESDM, Perwakilan 2 Suku di Papua Ungkap Dampak Tambang Freeport

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 08 Mar 2017 14:30 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Jakarta - Perwakilan dari masyarakat Suku Kamoro dan Suku Amungme, Papua, menyambangi Kementerian ESDM di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (8/3/2017). Kedatangan mereka disambut oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Teguh Pamudji dan Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Komunikasi Publik, Hadi Djuraid.

Dalam pertemuan ini, Kementerian ESDM ingin mendengarkan pendapat dari masyarakat suku Amungme, yang lahannya diambil alih oleh Freeport menjadi lahan pertambangan.

"Perkembangan terakhir, kami sudah terima tamu dari Komnas HAM. Komitmen dari pemerintah dan Pak Menteri (Menteri ESDM, Ignasius Jonan) tindak lanjuti catatan yang mereka ajukan. Untuk perkuat informasi yang kami terima, Bapak/Ibu bisa berikan tambahan informasi," ujar Sekjen Kementerian ESDM, Teguh Pamudji membuka audiensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Karyawan Freeport Demo, Bupati Mimika Sambangi Kantor Jonan

Perwakilan 2 suku di Papua ke Kementerian ESDMPerwakilan 2 suku di Papua ke Kementerian ESDM Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance

Salah satu perwakilan dari Suku Amungme mengatakan, mereka terimbas langsung oleh keberadaan PT Freeport Indonesia (PTFI) di Timika, Papua. Semenjak PTFI hadir, dampak yang dirasakan lebih banyak negatifnya.

"Kami adalah korban. Lebih baik Bapak amati sendiri, kehidupan masyarakat seperti apa, lingkungan seperti apa. Kami datang ini dengan harapan besar Freeport tutup," ujar Damaris, salah seorang perwakilan dari suku Amungme.

Bahkan kata dia, hal ini tak hanya diderita oleh Suku Amungme. Suku lainnya, Kamoro di Mimika juga terdampak dengan kerusakan yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan tambang tersebut.

Baca juga: Komnas HAM: Freeport dan Pemerintah Harus Ganti Rugi Tanah Adat Papua

Masterius Tomoka, perwakilan dari Suku Kamoro mengatakan, PTFI telah mengeksploitasi gunung dan tanah milik masyarakat adat. Akibatnya, tanah Papua khususnya Timika saat ini telah mengalami kerusakan akibat pengerukan tambang.

Perwakilan 2 suku di Papua ke Kementerian ESDMPerwakilan 2 suku di Papua ke Kementerian ESDM Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance

"Kami ini korban permanen. PTFI buang limbah tambang itu hanya sembarang saja tanpa harus buat tempat penampungan. Harusnya tempat penampungan dipisahkan antara yang kotor dan bersih. Namun ini tidak, Freeport alirkan saja, di sana ada ikan dan lain-lain," tutur dia.

"Jadi pemerintah ini coba kalau bisa turun ke daerah dan melihat secara keseluruhan, apakah hal-hal yang dilakukan Freeport ini baik atau tidak. Amungme punya di atas gunung, dia punya hasil dan dialirkan namun kenanya ke Kamoro. Laut pun sudah kering. Ikan kadang, hasil tangkapan mereka hanya busuk di jalan tanpa mereka jual," pungkasnya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads