Anggota Komite BPH Migas, Jugi Prajogio, menjelaskan bahwa proyek ini sedang ditinjau ulang, apakah perlu dilanjutkan atau tidak. Sebab, tidak ada jaminan pasokan gas yang mencukupi.
Pipa Kalija I dan II direncanakan memanjang dari Bontang sampai Semarang dengan kapasitas 1.000 MMSCFD. Tapi gas yang tersedia untuk dialirkan melalui pipa Kalija jumlahnya jauh di bawah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pasar untuk pipa Kalija juga belum jelas. Rencana pembangunan pipa gas harus komprehensif mulai sumber pasokan gas hingga pasarnya. Jika tak ekonomis, lebih baik tidak dibangun.
"Kita lihat juga potensi pasar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan pasokan dari Pulau Jawa sendiri dan LNG yang free dari Bontang, apakah masih ekonomis pipa dengan kapasitas 1.000 MMSCFD, siapa buyer-nya," tukas Jugi.
BPH Migas telah mengundang juga SKK Migas dan badan-badan usaha untuk mengkaji apakah pembangunan pipa Kalija II perlu dilanjutkan atau tidak, apakah ada suplai gas yang memadai, apakah sesuai dengan kebutuhan industri dan PLN.
"Kita harus validasi dari semua rencana. Kami juga mengundang SKK Migas, badan usaha yang besar-besar," tutupnya. (mca/dna)