PLN Tak Berencana Kerja Sama Jangka Panjang dengan Singapura

PLN Tak Berencana Kerja Sama Jangka Panjang dengan Singapura

Michael Agustinus - detikFinance
Senin, 11 Sep 2017 17:56 WIB
Foto: Dana Aditiasari
Jakarta - PLN dan Pavilion-Keppel menandatangani Head of Agreement (HoA) terkait kerja sama studi logistik dan penyiapan infrastruktur gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) skala kecil pada 7 September 2017.

HoA ini bukan kontrak transaksi jual-beli LNG, tak ada kesepakatan maupun penjajakan impor LNG dari Singapura, melainkan HoA untuk melakukan studi bersama penyiapan infrastruktur mini LNG.

Rencananya PLN dan Keppel akan mengkaji kerja sama pemanfaatan infrastruktur gas milik Keppel untuk pembangkit-pembangkit listrik PLN di Tanjung Pinang dan Natuna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi PLN tak berencana melakukan kerja sama untuk jangka panjang. Kemungkinan kerja sama hanya berlangsung selama kurang lebih 5 tahun.

PLN juga menginginkan infrastruktur gas yang dibangun Keppel menggunakan skema BOT (Build, Operate, Transfer) sehingga infrastruktur menjadi milik PLN ketika kontrak kerja sama sudah habis masa berlakunya.

"Kita berpikir ini untuk intermediete untuk sekitar 5 tahun. Kita inginnya BOT nanti tinggal ditambah infrastruktur yang lain," kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN, Amir Rosidin, dalam diskusi di Kantor Pusar PLN, Jakarta, Senin (11/9/2017).

Ke depan, PLN membangun sendiri fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk pembangkit gas. Salah satu yang direncanakan akan dibangun PLN adalah Floating Storage and Regasification (FSRU) di Sumatera Utara. "PLN dalam jangka panjang juga membangun," ucap Amir.

FSRU di Sumut rencananya akan menyimpan dan meregasifikasi LNG untuk pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Sumbagut 3 dan PLTGU Sumbagut 4. PLN mempertimbangkan membangun infrastruktur gas sendiri agar biaya produksi listrik lebih efisien. (mca/mca)

Hide Ads