Penandatanganan kesepahaman ini berlangsung pada saat acara The 6th IndoEBTKE ConEx 2017, yang disaksikan langsung oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN, Nicke Widyawati, mengatakan kerja sama pendanaan akan dilakukan pada enam WKP yang surat keputusan (SK) untuk penugasannya telah diterima oleh PLN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nicke menyebutkan, skema dalam kerja sama pendanaan berasal dari SMI untuk PLN melakukan eksplorasi. Eksplorasi yang dilakukan dengan bekal data dari Kementerian ESDM, di mana akan diawali dengan survei lanjutan hingga penetapan alokasi anggaran.
"Seperti yang kita lakukan, kita akan survei-survei. Setelah yakin probability access-nya tinggi, kita lakukan drilling," tambah dia.
Dia berharap, dengan adanya pengembangan enam WKP mampu meningkatkan kapasitas listrik yang berasal dari energi baru terbarukan. Hingga saat ini, total yang terpasang sebesar 1.750 MW, estimasi hingga 10 tahun ke depan mampu menambah 6.700-7.000 MW.
Sementara itu, Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak, mengatakan enam WKP ini merupakan bagian dari total 14 WKP yang akan ditugaskan ke PLN.
"Total kapasitas 6 WKP itu 160 mw dengan estimasi US$ 640 juta, itu termasuk penyiapan juga untuk WKP tambahan, ditambah 8 jadi akhirnya 14 WKP, jadi PLN pengembang panas bumi kurang lebih 1.000 MW," kata Yunus.
Enam lokasi WKP yang akan dieskplorasi oleh PLN antara lain Atedei di NTT 10 MW, Songa Wayaua di Maluku Utara 10 MW, Tangkuban Perahu di Jawa Barat 60 MW, lalu Oka-Ile Ange, Gunung Sirung di NTT, dan Bonjol.
"Dilakukan kerja sama dengan PT SMI memggunakan dana geotermal fund tadi. Tentunya setelah itu dapat PLN bisa juga kerja sama dengan para investor lender internasional," jelas dia.
Tidak hanya itu, lanjut Yunus, geotermal fund dari PT SMI juga hanya digunakan untuk memitigasi risiko eksplorasi. Data hasil dari eksplorasi juga akan dikembalikan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM. (mca/mca)