Para petinggi negara-negara di dunia berkumpul di Paris untuk membahas langkah nyata dari kesepakatan yang sudah diambil dua tahun lalu tersebut dalam mengurangi emisi gas buang.
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, yang hadir dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut mengusulkan supaya penggunaan batu bara untuk pembangkit bisa dihilangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mendorong energi baru dan terbarukan sampai 23%, tapi kita tetap pakai batu bara juga. Tapi kita berusaha pakai teknologi terbaru, ultra super critical, supaya emisi buangnya 10 PPM. Itu ash-nya, debunya lebih sedikit," kata Jonan usai One Planet Summit di Kedutaan Besar Indonesia di Paris, Selasa (12/12/2017).
Indonesia berkomitmen untuk mendukung dan melaksanakan Paris Agreement yang sudah disepakati dua tahun lalu. Pada waktu itu, banyak negara berkumpul dan berniat mengurangi emisi gas buangnya.
Sektor energi berkontribusi 40% dari total pengurangan emisi Indonesia hingga tahun 2030. Pengurangan emisi gas buang ini dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari energi terbarukan, efisiensi energi, teknologi ramah lingkungan, peralihan bahan bakar, dan reklamasi tambang.
Dalam dua tahun, Indonesia berhasil mengurangi emisi CO2 dari sektor energi sebesar 46,31 juta ton, melampaui target 31 juta ton.
"Untuk energi baru dan terbarukan, tahun ini saja ada penandatanganan 69 kerja sama di sektor EBT. Total kapasitasnya 1.186 MW. Ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia," kata Jonan.
Masih di kota yang sama, pada awal pekan ini PT PLN (Persero) menggandeng perusahaan Prancis dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Ada tiga proyek yang diteken di Paris, Prancis, senilai US$ 336,9 juta atau sekira Rp 4,53 triliun.
Perusahaan pelat merah ini akan terus menambah porsi energi terbarukan dalam pembangkit listrik miliknya. Saat ini 12,9% dari total pembangkit PLN merupakan energi terbarukan. (ang/mkj)