General Manager RU IV Cilacap Dadi Sugiana menjelaskan, pihaknya sudah mengupayakan produksi optimal sesuai dengan kebutuhan konsumen.
"Kapaaitas kita 348.000 barel per hari, kita beroperasi dalam kapasitas optimum disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Kemudian jelang RDMP, sekrang lagi diproses, di manajemen kita masih diproses sampai di manannya saya enggak bisa mendetail," kata dia, di Kampung Laut dalam peresmian Kampung Kincir di Kabupaten Cilacap, Kamis (8/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau masyarakat butuh premium ya kita kasih premium kalau butuh Pertamax kita kasih Pertamax. Tapi secara ekonomi, Premium kan harganya dibatasi kan enggak bisa naik sementara Pertalite dan Pertamax itu harganya floating (bisa naik turun) sebenarnya kalau dari Pertamina, bisnis itu akan bagus kalau Pertamax dan Pertalite. Tapi karena kewajiban sosial kita, kita tetap, akan memenuhi kebutuhan masyarakat," jelas dia.
Dari total produksi Kilang Cilacap yang mensuplai 60% kebutuhan BBM Pulau Jawa, Premium, Pertalite, Pertamax dengan total 90MB masih mendominasi produksi. Kemudian ada pula solar yaitu sekitar 90 MB.
"Kilang Cilacap termasuk kilang yang kompleks prodaknya lengkap, dari mulai BBM, produk lainnya seperti pelumas, minarex," kata dia.
Sebagai informasi kilang minyak Cilacap saat ini terdiri dari beberapa unit pemroses utama, diantaranya yaitu Kilang BBM, kilang pelumas, kilang aromatik, kilang pengolah limbah sulfur dan kilang recid fluid catalityc (RFCC).
Produk utama yang dihasilkan kilang Cilacap berupa produk BBM atau gasoline, naphtha, kerosine, avutur, solar LSWR, minyak bakar, LPG dan pelumas dasar.
Dari segi distribusi, produk BBM kilang RU IV Cilacap disalurkan melalui jalur pipa khusus untuk wilayah barat seperti Tasikmalaya dan Padalarang Kabupaten Bandung kemudian wilayah timur daru Cilacap-Maos Rewulu daerah Yogyakarta menuju Teras Boyolali. Binu menjelaskan, dari depot-depot yang ada BBM disalurkan ke SPBU-SPBU yang tersebar di seluruh wilayah dengan menggunakan kereta api maupun mobil tangki. Sedangkan produk non BBM dan petrokimia, disalurkan dengan menggunakan kapal tanker dan sebagian lagi melalui jalur transportasi darat.
Saat ini, ada 6 kilang yang dioperasikan oleh PT Pertamina RU II Dumai, RU III Plaju, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan RU VII Kasim. Sebetulnya ada satu kilang lagi, yaitu RU I Pangkalan Brandan. Hanya saja, dengan pertimbangan pengoperasian RU I tidak ekonomis lagi, pada 2007 RU I Pangkalan Brandan sudah tidak beroperasi lagi.
Kapasitas terpasang dari keenam kilang minyak ini adalah 1,05 juta barel per hari. Namun, dalam pelaksanaannya, produk BBM yang dihasilkan dari keenam kilang minyak ini sekitar 800-950 ribu barel per hari.
Dalam satu tahun, dibutuhkan sekitar 72 juta kilo liter BBM. Sementara, Pertamina, sebagai BUMN Migas dapat memberikan kontribusi sekitar 39 juta kilo liter. Tidak ada jalan lain. Untuk memenuhi kebutuhan BBM, Pertamina melakukan impor minyak mentah dan BBM dari luar negeri. Rasio ketergantungan akan impor minyak mentah dari tahun tahun semakin tinggi antara 33 β 44%. (dna/dna)