Arcandra Buktikan Tak Cuma Perusahaan Kecil yang Minat Gross Split

Arcandra Buktikan Tak Cuma Perusahaan Kecil yang Minat Gross Split

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 19 Apr 2018 14:30 WIB
Foto: Dok PLN
Jakarta - Lelang blok minyak dan gas bumi (migas) yang ditawarkan pemerintah lewat skema gross split disebut belum mampu memberi daya tarik buat perusahaan berskala besar untuk ikut ambil bagian. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar membantah hal itu.

Dia meyakinkan skema bagi hasil produksi migas dengan skema gross split juga dilirik oleh perusahaan besar. Hal itu menjadi satu bukti yang ingin ditunjukkannya bahwa skema tersebut sukses diterapkan.

Kata dia hal itu bisa dilihat dari lelang blok migas tahun 2017 yang akhirnya pada 31 Januari 2018 ditetapkan pemenang lelang lima blok migas dari 15 blok yang dilelang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada lagi argumen yang mengatakan hanya company (perusahaan) kecil yang mengambil bloknya. Padahal dari lima company yang menawarkan itu ada yang namanya Mubadala (Mubadala Petroleum). Itu sama besarnya dengan Chevron," katanya dalam Seminar Series Energi Policy "Distruption Approach to Improve Friendly Investment Climate di Jakarta, Kamis (19/4/2018).



Dari lima blok tersebut juga ada perusahaan besar yang berasal dari Spanyol, yakni Repsol walaupun akhirnya kalah dalam lelang tersebut

"Repsol saya juga tanya, are you small company or big company. Kemudian ada Premier Oil dari Inggris," lanjutnya.

Tahun ini pemerintah juga melelang empat blok migas, yakni Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Sanga-Sanga dan Blok South East Sumatera.

"Dan untuk 4 yang tahun ini sudah kita tutup lelangnya dua minggu lalu, itu ada big company nggak? ada," tambah Arcandra.

(eds/eds)

Hide Ads