Dirut Pertamina Dicopot, DPR: Keputusan yang Bijaksana

Dirut Pertamina Dicopot, DPR: Keputusan yang Bijaksana

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 20 Apr 2018 17:38 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI menyoroti pencopotan Elia Massa Manik dari jabatan Direkrut Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) hari ini. Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Saragih langkah tersebut sudah tepat.

Bukan tanpa alasan, dia menyampaikan itu karena Elia dianggap tidak cekatan, misalnya dalam mengatasi patahnya pipa Pertamina di Balikpapan.

"Menurut saya ini keputusan yang bijaksana. Saya tidak dalam posisi membela atau memusuhi Massa Manik tapi karena beberapa kejadian seperti tumpahan minyak Balikpapan menurut kacamata publik Massa Manik tidak sensitif terhadap kejadian yang luar biasa," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Jumat (20/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata dia, Elia baru turun ke lokasi setelah mendapat teguran dari DPR. "Baru hari ke 8 Massa Manik ke lapangan karena teguran kami di DPR. Massa Manik harusnya turun melihat kejadian luar biasa itu," sebutnya.

"Selain Balikpapan, Pertamina kita memang belum melihat prestasi Massa Manik, belum kelihatan semasa menjabat. Laporan keuangan kan turun walaupun ada beberapa faktor. Tapi ini kami indikasi bahwa Massa Manik tak menyelesaikan tugas dengan benar," lanjutnya.



Selain itu dia melihat kilang-kilang besar banyak yang tidak jalan selama Pertamina di bawah kepemimpinan Elia. Dia juga menilai Pertamina tidak kompak dengan pemerintah dalam menjalan kebijakan di sektor BBM.

"Saya melihat memang itu tidak kompak. Seharusnya Pertamina diberi tugas oleh negara harusnya dijalankan walupun punya beban banyak tapi untuk rakyat harus di jalankan. Tapi Massa Manik kelihatannya seperti setengah hati, merasa terbebani, mengurangi keuntungan Pertamina," ungkapnya.

Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian juga sependapat bahwa antara pemerintah dengan Pertamina kelihatan tidak klop dalam menginterpretasikan kebijakan. Pasalnya Pertamina kerap mengungkap ke publik mengenai perbedaan pandangan dengan pemerintah.

"Memang sih direktur utama ini suka mengeluh karena BBM satu harga jadi rugi. Walaupun saya di oposisi, kalau masalah itu maunya ke dalam (internal) saja biarpun rugi. Jadi kalau gini kelihatan ada perbedaan opini di publik. Saya sudah lihat bahwa ada yang kurang klop," ujarnya.

Menurut dia, walaupun Pertamina keberatan dengan tugas yang diberikan pemerintah tapi tetap harus dijalankan.

"Yang penting buat saya ketersediaan Premium sesuai komitmen di masyarakat harus ada. Artinya boleh ofensif memasarkan Pertalite, Pertamax, tapi harus sediakan Premium juga," tambahnya.

(eds/eds)

Hide Ads