Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Inalum diprioritaskan untuk mencari pinjaman luar negeri. Sebab, jika mengandalkan pinjaman dalam negeri akan mengganggu nilai tukar.
"Memang banyak berita yang beredar dan menurut saya belum tepat bahwa bank BUMN mundur dari transaksi. Sehingga persepsinya salah," kata dia usai rapat di Komisi VII DPR Jakarta, Senin (23/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pinjaman untuk akuisisi PTFI relatif besar. Apalagi, nilai akuisisi saham 45,6% sehingga kepemilikan Indonesia menjadi 51% ialah US$ 3,85 miliar atau sekitar Rp 55 triliun (US$ 1 = Rp 14.300).
Sementara, jika Inalum mengandalkan pinjaman dari dalam negeri maka dana itu akan lari ke luar sehingga menekan rupiah.
"Kalau itu pinjaman dari dalam negeri lari ke luar uangnya. Itu akan menekan kurs. Itu sebabnya kita memahami ya udah kita akhirnya ambil dari luar negeri dan itu cukup," tutupnya.
Saksikan juga video 'PA 212: Divestasi Saham Freeport Adalah Kebohongan Luar Biasa':
(hns/hns)