Benarkah hal itu?
Head of Corporate Communication Inalum Rendi Achmad Witular menjelaskan, penandatangan HoA dilakukan secara terbuka agar seluruh pihak tahu bahwa kesepakatan transaksi saham itu bukan tipu-tipu. Meskipun, HoA hanya langkah awal sebelum penyelesaian transaksi terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rendi untuk mencapai HoA memang cukup sulit. Apalagi tim pemerintah harus melalui negosiasi dengan Freeport cukup panjang dan alot. Dibutuhkan waktu hingga 1,5 tahun untuk mencapai kesepakatan.
"Fase tersulit dari negosiasi ini sudah terlewatkan yaitu masalah harga dan struktur investasi. Karena proses yang tersulit sudah terlampaui maka kita tidak melihat adanya perbedaan yang sangat signifikan antara Inalum dan Freeport dalam menyelesaikan ini semua," ucap Rendi
"Ketika kita mencapai kesepakatan itu kenapa pada ribut? kenapa enggak dari dulu-dulu mereka ribut. Ini sudah mau deal sudah ada secercah cahaya di terowongan gelap, kok baru ribut sekarang? dulu-dulu kemana aja?" tambahnya.
Rendi juga menekankan tidak ada perjanjian khusus antara Inalum dengan Freeport terkait waktu penandatanganan HoA. Sejak awal melakukan negosiasi targetnya adalah secepat-cepatnya.
"Kan kita ditargetkan secepat-cepatnya. Memang kebetulan selesainya tahun ini. Bukan karena tahun politik," tambahnya.
Baca juga: Amien Rais Minta Freeport Ditutup, Bisakah? |
Sebelumnya Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier menyebut pengambilalihan 51% PTFI hanya pencitraan. Sebab, pengambilalihan saham tersebut belum terjadi.
"Kita sudah tahulah itu mengenai HoA (head of agreement), tadi yang baru baru deklarasi politik sebetulnya itu, tapi bukan ikatan hukum bisnis yang mengikat tapi slogan-slogannya luar biasa. Seperti baru pemerintahan Jokowi-lah, setelah 50 tahun ke Ibu Pertiwi, kita sekarang miliki 51 % dan semua gombal-gombal lain," kata dia di DPR RI Jakarta, Kamis (26/7/2018). (zlf/zlf)