Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali mengatakan, dua negara itu ialah Venezuela dan Zimbabwe. Dia mengatakan, negara-negara itu menjadi dikucilkan karena aset perusahaan asing diambilalih oleh negara.
"Ada dua kasus besar di dunia yang nasionalisasi, bangsa itu jadi terisolisasi. Satu Venezuela, negara itu kaya minyak tapi negara paling miskin di dunia. Sekarang ribut terus negaranya," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Jumat (27/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara kedua ialah Zimbabwe. Ekonomi Zimbabwe mengalami keterpurukan hingga saat ini.
"Kedua Zimbabwe, dan Afrika Selatan sama-sama dijajah apartheid tapi Zimbabwe nasionalisasi besar-besaran sehingga kemiskinan besar, yang berkuasa diktator ribut terus dan kemudian kesejahteraan tidak penah membaik sampai saat ini," ungkapnya.
Rhenald mengatakan, Afrika Selatan tidak jadi menjalankan nasionalisasi. Sehingga, ekonomi negaranya baik sampai saat ini.
"Afrika Selatan, Mandela itu memilih berdamai, setelah dilepas penjara, dia tidak usir asing, tidak melakukan jalan nasionalisasi, dia tidak usir perusahaan asing negaranya. Akibatnya Afrika Selatan bisa menyelenggarakan Piala Dunia 4 tahun lalu," ujarnya.
"Afrika Selatan salah satu negara kebanggaan dunia dengan pertumbuhan ekonomi baik, investasi tetap jalan, kesejahteraan lebih baik," tutupnya.
Untuk diketahui, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais meminta pemerintah melakukan nasionalisasi pada PT Freeport Indonesia. Nasionalisasi sendiri merupakan upaya merebut aset kemudian mengusir perusahaan asing. (zlf/zlf)