Pria yang kerap disapa Boy Thohir ini mengatakan peningkatan produksi batu bara dikarenakan beberapa jenis produk batu bara yang berasal dari tambang bekas milik Rio Tinto banyak dibutuhkan negara-negara produksi baja.
"Ya insya Allah, kalau bagus kenapa nggak," kata Boy di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boy menyebutkan, peningkatan produksi juga dikarenakan kebutuhan yang sangat besar namun pasokannya masih kurang. Produk yang akan ditingkatkan juga berupa thermal coal dan coking coal yang dibutuhkan oleh negara seperti China, Jepang, dan Korea.
"Nah, beda kalau thermal coal kan pasarnya luar. Kalau coking coal kan hanya negara penghasil steel. China, Jepang, Korea," ungkap dia.
Meski demikian, dia mengaku tidak memiliki target seberapa besar peningkatan produksi yang akan dilakukan. Sebab, fokus yang dilakukan sekarang adalah melancarkan peralihan operasional dan manajemen.
"Tapi kita fokus dulu, supaya operasional bagus, kalau semuanya oke baru akan kita tingkatkan," jelas dia.
Sebelumnya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) bersama EMR Capital Ltd (EMR) merampungkan akuisisi kepemilikan Rio Tinto atas Kestrel Coal Mine (Kestrel) sebanyak 80%. Akuisisi 80% tersebut senilai dengan US$ 2,6 miliar atau setara Rp 36,4 triliun (kurs Rp 14.000).
Untuk mengakuisisi Kestrel, Adaro menggandeng EMR yang merupakan private equity. Kemudian, mereka membentuk perusahaan patungan bernama Kestrel Coal Resources Pty Ltd. Adapun kepemilikan saham Adaro sebesar 48% dan EMR 52%. Selanjutnya, setelah akuisisi ini saham Kestrel Coal Resources Pty Ltd di Kestrel menjadi 80% dan Mitsui Coal Australia 20%.
Kestrel merupakan tambang dengan aset batu bara berkualitas tinggi. Tambang ini terletak 40 km di utara kota Emerald yang berada di area batu bara Bowen Basin, di tengah negara bagian Queensland.
Pada tahun 2017, Kestrel memproduksi 4,25 Mt batubara metalurgi berkualitas tinggi dan memiliki cadangan yang dapat dijual (marketable reserves) sebesar 146 Mt dan sumber daya sebesar 241 Mt. (hek/ara)