Berapa beban yang ditanggung Pertamina menjual Premium?
Pengamat Energi Komaidi Notonegoro menerangkan, Premium merupakan bahan bakar tidak disubsidi oleh pemerintah tapi harganya dikendalikan atau dengan kata lain penugasan. Dia menerangkan, dengan harga minyak mentah saat ini yang menembus US$ 80 per barel, harga keekonomian Premium di kisaran Rp. 8.500 per liter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini Daftar Kenaikan BBM Selama 2018 |
"Kalau harga keekonomian Rp 8.500 per liter. Jualnya masih Rp 6.450 ada Rp 2.050 selisih. Kalau dibulatkan Rp 2.000," kata dia kepada detikFinance, Rabu (10/10/2018).
Konsumsi Premium meningkat sejalan dengan instruksi pemerintah kembali menyalurkan Premium di Jawa, Madura, Bali (Jamali). Dengan proyeksi konsumsi 10 hingga 12 juta kiloliter (KL), maka beban yang ditanggung Pertamina sekitar Rp 24 triliun dengan perhitungan jumlah konsumsi dikalikan jumlah selisih harga.
"Premium itu karena nggak ada subsidi, sama sekali, sementara sekarang dikembalikan Jamali volumenya nambah lagi Jamali 10-12 juta KL. Kalau selisih Rp 2.000 aja ada Rp 24 triliun dalam setahun," ujarnya.
Oleh karena itu, dia menilai kenaikan harga Premium akan positif bagi keuangan Pertamina.
"Minimal akan mengurangi beban," tutup dia.
Baca juga: Harga BBM Premium Batal Naik Sore Ini |