"Intinya, keberpihakan untuk masyarakat Papua," kata Lukas di Komplek Istana, Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).
Pemda Papua akan mendapatkan 10% dari total 100% saham PTFI. Adapun dari 10% tersebut sebesar 7% untuk pemerintah Kabupaten Mimika dan 3% untuk Pemerintah Provinsi Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham PTII akan dimiliki oleh Inalum sebesar 60% dan BUMD Papua sebesar 40%. BUMD Papua akan memiliki 10% saham PTFI, dari total itu porsi Pemprov Papua 3% dan Pemkab Mimika 7%.
Di BUMD, Pemprov Papua punya saham sebesar 30% dan Pemkab Mimika 70%. Inalum akan memberikan pinjaman kepada BUMD sebesar US$ 850 juta yang dijaminkan dengan saham 40% PTII.
Cicilan pinjaman akan dibayarkan dengan dividen PTFI yang akan didapatkan oleh BUMD, namun dividen tersebut tidak akan digunakan sepenuhnya untuk membayar cicilan. Dengan demikian, Pemda Papua dengan kepemilikan saham 10% tidak mengeluarkan usng sepeser pun karena ditanggung Inalum dan akan dibayar dengan dividen.
Baca juga: Saat Jonan Bandingkan Freeport dan Apple |
Menurut Lukas skema yang ditawarkan itu belum diputuskan, yang pasti dirinya tidak ingin kejadian di masa lampau seperti isu 'papa minta saham' terulang lagi
"Banyak orang yang meminta saham. Mau bapak minta saham, mama minta saham, kan banyak. Jadi Presiden tidak menginginkan seperti itu. Proses negosiasi tidak boleh ada orang lain masuk dengan cara seperti itu. Ini buat Indonesia, 51% milik pemerintah Indonesia," jelas dia.
"Kan sebelumnya sudah terjadi. Itu salah satu proses kenapa cepat terjadi, karena di sini tidak ada niat seperti itu. Sehingga akan jalan cepat ini. Desember selesai ini," tambah Lukas.
Lukas melanjutkan, proses divestasi saham PT Freeport Indonesia pun dipastikan tidak ada 'kepentingan'. Hal itu, kata Lukas, dipastikan langsung Presiden Jokowi.
"Pak Presiden panggil saya dan Pak Wagub. Presiden menekankan, harus kita hati-hati untuk keberpihakan kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika. Jangan sampai ada orang lain masuk dengan gelap. Itu jelas," ujar dia.
"Dengan demikian, kami sudah bangga. Pikiran kita kemarin, Presiden tidak perhatikan. Ternyata memang sungguh-sungguh memihak kepada kepemilikan 10% saham itu. Sehingga kami berkeyakinan bahwa satu-satunya presiden yang bekerja dengan hati sehingga memperjuangkan rakyat Papua," sambung Lukas.
Tonton juga 'Blak-blakan Bos Freeport Jawab Isu Miring Divestasi Saham':