Lantas apa hasilnya?
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana menerangkan, ujicoba ini dilakukan pada 2 unit lokomotif CC205 (PRL/EMD) dan 2 lokomotif CC206 (GE) yang digunakan untuk menarik kereta batu bara dengan rute Tanjung Enim-Tiga Gajah-Tarahan yang berjarak kurang lebih 800 km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sendiri tidak kaget, sudah diduga, saat menggunakan engine transportasi darat itu juga nggak masalah, logikanya dengan kereta api rasa-rasanya lebih bisa diterima, dengan berbagai metode dan cara memuaskan," kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Baca juga: Darmin Tantang PLN Pakai Biodiesel 100% |
Uji coba ini melibatkan berbagai instansi lembaga, yakni Kementerian Perhubungan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, PT KAI (Persero), BPDPKS, BPPT, ITB, PT Pertamina (Persero), Aprobi, GE, dan lain-lain.
Untuk konsumsinya, lokomotif PRL/EMD lebih banyak menggunakan bahan bakar sebanyak 2,5% dibanding menggunakan B0. Sementara, untuk lokomotif GE menggunakan bahan bakar lebih banyak 1,1% dibanding B0.
Selanjutnya, bahan bakar B20 lebih ramah lingkungan. Hasil uji gas buang PRL/EMD untuk parameter NOx lebih rendah 10% dibanding B0. Lalu, untuk CO lebih rendah 10% dibanding B0.
Lalu, untuk lokomotif GE kadar CO-nya lebih rendah 10% dibanding B0.
"Saya atas nama pemerintah, Kementerian ESDM mengucapkan terimakasih pada tim," tutupnya.