-
PT Pertamina (Persero) akhirnya menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax Cs. Penurunan BBM berlaku mulai Sabtu, 5 Januari 2019 pukul 00.00 kemarin.
Penurunan harga Pertamax Cs ini berkisar Rp 100-250 per liter. Pertalite turun Rp 150 per liter, Pertamax turun Rp 200 per liter, Pertamax Turbo turun Rp 250 per liter, Dexlite turun Rp 200 per liter, dan Dex turun Rp 100 per liter.
Bagi sebagian orang nilai penurunan harga Pertamax Cs tersebut tak banyak terasa. Lantas, apakah Pertamina masih bisa menurunkan lagi harga Pertamax Cs? Simak berita lengkapnya.
Manager External Communication Pertamina Arya Dwi Paramita menjelaskan, nilai penurunan harga Pertamax Cs itu telah dihitung dengan formula yang matang. Di mana, penurunan ini dipengaruhi oleh harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Itu ada banyak pertimbangan ya, ada formulasinya. Yang antara lain dari sisi bahan baku. Kalau dari sisi produksi dan distribusi ini so so saja, yang dominan itu minyak mentah dan nilai tukar," kata Arya kepada detikFinance.
Arya juga mengatakan, nilai penurunan harga BBM yang dilakukan Pertamina tak jauh beda dengan yang dilakukan oleh Badan Usaha penyalur BBM lainnya. Artinya, kata Arya, perhitungan harga yang dilakukan juga tak jauh berbeda.
"Kalau buat referensi, coba lihat saja, kan di Indonesia ini kan, terutama di Jakarta itu kan pelaku usaha yang menjual produk bahan bakar non subsidi itu nggak cuma Pertamina, ada badan usaha lainnya," kata Arya.
"Nah itu mereka juga rate-nya sekitar segitu. Artinya memang kondisi ini perhitungannya nggak jauh beda. Namun kita menawarkan yg jauh lebih ekonomis untuk masyarakat," tambahnya.
Lebih dari itu Arya menambahkan, bahwa harga BBM non subsidi ini mengikuti fluktuasi serta dinamika global. Sebab, dasar perhitungan untuk menentukan harga BBM non subsidi dilihat dari harga minyak mentah dunia dan kurs dolar AS.
"Jadi kan kalau harga BBM itu ada dasar perhitungannya, yang pertama itu adalah harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," tuturnya.
Arya Dwi Paramita mengungkapkan penurunan harga tersebut harus dilihat dari dua faktor, yakni harga minyak mentah dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"(Jadi) Tergantung, kalau memang misalnya penyesuaian harga crude lagi, nanti kita evaluasi lagi," kata Arya kepada detikFinance.
Arya mengatakan, pihaknya akan selalu mengevaluasi perubahan harga minyak mentah dunia. Hal itu dilakukan dengan jangka waktu berkala.
"Karena kan gini, naik turunnya crude itu kan terjadinya harian ya, nanti kan dirata-rata ya. Nah itu dilihat dulu, biasanya dievaluasi sama tim kita di internal," katanya.
"(Misal) Ini penurunannya akan bertahan berapa lama itu ada prediksinya. Terus kemudian ini udah bisa aman, ini udah bisa turunkan harga, entar (baru) diturunkan," sambungnya.
Dia bilang, evaluasi dan penyesuaian harga itu tak hanya dilakukan saat harga minyak mentah dunia sedang turun, tapi juga saat mengalami kenaikan.
"Jadi mungkin yang perlu diedukasi ialah bahwa jenis bahan bakar umum yaitu, Pertalite, Pertamax, Turbo, Dex, Dexlite, itu adalah kelompok BBM yang fluktuatif terpengaruh dengan perubahan harga minyak mentah dan nilai tukar. Jadi bisa berubah atas hasil evaluasi yang menyatakan itu bisa disesuaikan," jelasnya.
Pertamina menurunkan harga BBM non subsidi. Rinciannya, harga Pertalite kini dijual Rp 7.650 per liter dari sebelumnya Rp 7.800 per liter. Harga Pertamax dijual Rp 10.200 per liter dari sebelumnya Rp 10.400 per liter.
Kemudian untuk harga Pertamax Turbo dipatok Rp 12.000 per liter dari sebelumnya Rp 12.250 per liter. Sedangkan harga Dexlite dijual Rp 10.300 per liter dari Rp 10.500 per liter dan Pertamina Dex Rp 11.750 per liter dari sebelumnya Rp 11.850 per liter.
Beralih ke Shell dan Total yang sejak akhir tahun lalu sudah menurunkan harga jual BBM-nya. Mengutip laman perusahaan, BBM Shell yakni Super dijual Rp 10.450-10.550 per liter dari sebelumnya Rp 10.750-10.850 per liter. Kemudian V-Power Rp 11.900-12.050 per liter sebelumnya Rp 12.300-12.450 per liter dan Diesel Rp 11.850-12.000 per liter.
Selanjutnya untuk BBM yang dijual SPBU Total berdasarkan pantauan detikFinance akhir 2018 dengan rincian berikut Performance 90 Rp 9.900 per liter sebelumnya Rp 9.900 per liter, Performance 92 Rp 10.700 per liter sebelumnya Rp 10.800 per liter, Performance 95 Rp 12.300 per liter dan Performance Diesel Rp 12.050 per liter.
Sekarang kita bandingkan harga BBM dengan kadar oktan yang sama. Pertama Pertamax (92) Rp 10.200 per liter dengan Shell Super (92) Rp 10.450-10.550 per liter dan Total Performance 92 Rp 10.700 per liter. Dari rincian tersebut, Pertamax masih lebih murah.
Kemudian Pertamax Turbo (98) Rp 12.000 per liter. Sayangnya, tidak ada BBM dengan kadar oktan yang sama yang dijual kompetitor.
Namun jika dibandingkan dengan kadar oktan terdekat untuk BBM Shell misalnya V-Power (95) Rp 11.900-12.050 dan BBM Total Performance (95) Rp 12.300 per liter. BBM Pertamina masih lebih murah untuk kadar oktan yang lebih tinggi.