Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono mengatakan, EBITDA PTFI turun karena ada peralihan dari pengelolaan tambang terbuka (open pit) menjadi bawah tanah (underground).
"Turun dibanding 2018, jadi EBITDA maupun revenue itu turun, karena apa, tambang Grasberg berhenti, baru mulai tambang dalam, jadi bukan masalah cadangan, kadar, tapi masalah volume proses saja yang belum dimulai, jadi kalau turun, iya," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dari hitung-hitungan prognosa Inalum US$ 4 miliar turun US$ 1 miliar koma berapa itu, EBITDA," ujarnya.
"Menjadi (US$ 1 miliar). Lha wong Grasberg berhenti wajar dong," tambahnya.
Bambang mengatakan, setelah peralihan maka pendapatan perusahaan akan pulih setelah tahun 2020.
"Sejak tahun 2020 nanti dia 2021 naik lagi terus yang optimum sampai 2025 kemudian dia stabil," terangnya.
Head of Corporate Communication Inalum, Rendi Witular membenarkan hal tersebut. Pendapatan PTFI akan turun sementara karena peralihan dari tambang terbuka ke bawah tanah.
"Iya (EBITDA turun)," katanya.
Saksikan juga video 'Momen Bersejarah! RI Rebut 51% Saham Freeport':
(eds/eds)