Stakeholders Relations Communication Manager PIEP, Khairul Saleh, mengatakan mengawali 2019, perusahaan berencana untuk meningkatkan angka produksi hingga 163 KBOEPD dan melaksanakan kegiatan lifting mencapai 8 juta Bbl untuk meraih angka pemasukan hingga US$ 1,4 milyar dengan EBITDA mencapai US$ 698 juta. PIEP pun telah mempersiapkan investasi sebesar US$ 174 juta di 2019 atau Rp 2,48 triliun (kurs Rp 14.200).
Perusahaan berhasil meraih pendapatan senilai US$ 1,2 miliar dengan EBITDA mencapai US$ 703 juta. Kenaikan angka produksi tersebut diperoleh dari program kerja organik operasi PIEP serta akuisisi anorganik korporat Pertamina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mengembangkan aset-aset yang telah ada, PIEP juga telah menambah satu aset baru sehingga kini PIEP memiliki total dua belas aset yang tersebar di dua belas negara yaitu Aljazair, Malaysia, Irak, Gabon, Tanzania, Nigeria, Kanada, Kolombia, Prancis, Italia, Namibia, dan Venezuela.
"Dari sektor operasi, proyek pengembangan Phase-4 di Aljazair mampu mencatatkan efisiensi biaya hingga US$ 16 juta dan waktu pengeboran yang lebih cepat 15-19 hari dari rencana awal," kata Khairul dalam keterangannya, Senin (21/1/2019).
Selain itu, PIEP juga melakukan inovasi dengan mengembangkan teknologi geospasial untuk membantu penentuan titik sumur pengeboran guna menghindari potensi Geohazard seperti banjir atau lereng tidak stabil, dan juga implementasi konsep After Action Review di PIEP yang telah dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mempercepat pengambilan keputusan.
Sehingga proses pengeboran berjalan lebih cepat dan hemat biaya. Tak hanya itu, PIEP juga telah mencapai ISRS 8 Level 5, Zero Fatality and No Lost Time Injury sejak perusahaan beroperasi pada 2013.
"Meski beroperasi di wilayah mancanegara, PIEP tidak melupakan kekayaan seni budaya tanah air. Hal tersebut diwujudkan perusahaan dengan meresmikan sekolah tari tradisional pada September 2018, yang menjadi bagian dari program Pertamina Budaya," jelas Khairul.
"Berkolaborasi dengan Keraton Kasepuhan Cirebon dan Yayasan Belantara Budaya Indonesia, kegiatan sosial perusahaan tersebut gratis bagi seluruh masyarakat yang ingin mempelajari tari tradisional Cirebon dan diharapkan dapat menjaga kelestarian budaya nusantara," imbuhnya. (idr/hns)