Bangka Belitung bakal Punya Pembangkit Tenaga Surya Baru

Bangka Belitung bakal Punya Pembangkit Tenaga Surya Baru

Raja Adil Siregar - detikFinance
Selasa, 23 Apr 2019 19:45 WIB
Ilustrasi/Foto: Dok. PLN Babel.
Palembang - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Kawasan Jakabaring Sport City, Kota Palembang, Sumatera Selatan menjadi acuan dalam mengembangkan proyek pembangkit listrik dengan model sama di tempat lain. Salah satu perusahaan daerah pun sudah siap untuk mengembangkan proyek serupa di Bangka Belitung.

Dirut Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) Arief Kadarsah mengaku telah melakukan kajian. Hasilnya, mereka menilai PLTS di Jakabaring bisa menjadi contoh pembangunan pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan tersebut dengan kapasitas 10 Megawatt.

"PLTS Jakabaring ini menjadi contoh dan kami memiliki rencana bangun di Bangka Belitung. Kalau nilai investasi masih kita hitung karena masih di tahap negosiasi. Yang jelas lebih murah dibanding PLTS di Jakabaring ini," ujar Arief saat kunjungan bersama Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman, Selasa (23/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan catatan detikcom, investasi PLTS Jakabaring dan berkapasitas 2 MW mencapai US$ 2,9 juta. Sekitar US$ 900.000 di antaranya merupakan bantuan Pemerintah Jepang dan sisanya bersumber langsung dari investasi PDPDE.

Sementara untuk pengembangan proyek di Bangka, PDPDE akan menggandeng investor lain. Bahkan sampai saat ini pun sudah banyak pihak ketiga yang tertarik bekerjasama dengan perusahaan daerah tersebut.

"Kenapa ini perlu kembangkan di daerah lain, karena di Sumsel sudah bayak jenis pembangkit listrik seperti ini. Sehingga kami harus mencari lagi daerah lain yang punya potensi," kata Arief.



Tidak hanya Bangka saja, pihaknya juga sudah meninjau beberapa lokasi di Bali. Rencananya mereka bakal membangun proyek serupa setelah di Bangka sukses.

"Kami cukup optimis di bidang ini karena kami punya pengalaman mengelola PLTS Jakabaring yang saat ini telah beroperasi optimal. Energi baru terbarukan (EBT) ini sudah berhasil menjadi sumber listrik di Jakabaring," katanya.

Sementara Asisten Deputi Sumber Daya Mineral, Energi dan Nonkonvensional Kemenko Bidang Kemaritiman, Amalyos, menyebut keberadaan PLTS Jakabaring menjadi salah satu faktor yang membuat Sumsel jadi acuan untuk pengembangan EBT.

"Sekarang kita bisa melihat Palembang dan sekitarnya EBT nya berkembang dengan baik. Ada jenis matahari, migas, biomas juga potensi air dari sungai dan angin yang semua dapat dikembangkan" kata Amalyos.

Amalyos pun menilai jika biaya investasi khusus PLTS tergolong cukup murah. Ini dapat dilihat dari biaya yang dikeluarkan untuk pembangkit sumber EBT lainnya.

Investasi PLTS sekarang masih di bawah US$ 2.000/kwh di tahun 2017. Sementara biaya tertinggi berasal dari investasi dari pembangkit listrik bersnuber panas bumi yang sampai menyentuh US$3.000/kwh berdasarkan data terbaru di International Renewable Energy Agency.

Namun, keberhasilan pengembangan pembangkit listrik bersumber dari EBT sangat bergantung pada political will pemerintah. Sehingga langkah-langkah yang diambil Sumsel untuk melibatkan BUMD untuk mengembangkan PLTS menjadi contoh pengelolaan EBT secara baik dan maksimal.

"Saya meyakini target bauran energi dari EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025 ini tercapai. Kami berharap Sumsel bisa berkontribusi besar untuk mencapai apa yang ditargetkan," katanya.

"Tahun ini realisasinya baru mencapai 9 persen. Memang sepertinya berat untuk mengejar 23 persen, tetapi kalau semua berkomitmen saya fikir ini bisa terwujud. Apalagi di sini tidak hanya jadi tanggung jawab pusat, tapi juga daerah," tutupnya.

(ras/eds)

Hide Ads