Penyebab banjir ditengarai karena tambang batu bara di hulu Sungai Bengkulu. Kawasan daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Bengkulu Tengah habis dikavling untuk pertambangan batu bara dan perkebunan sawit.
Menteri ESDM Ignasius Jonan bicara soal delapan perusahaan tambang yang diduga menjadi biang kerok dari banjir yang terjadi di Bengkulu. Izin perusahaan tambang, kata Jonan, menjadi kewenangan masing-masing pemerintah daerah.
"Delapan tambang di Bengkulu sejauh pengetahuan kami izin diterbitkan masing-masing kabupaten. Di UU Pemda 2014 IUP dipindahkan ke provinsi," ujar Jonan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Mengenai izin operasi tambang batu bara, bisa ditanyakan ke kepala daerah baik gubernur atau bupati setempat apakah analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sudah dilakukan atau terkait dengan operasi tambangnya.
"Ditanya ke pak Gubernur, pak Bupati masalah AMDAL, mining practice sudah diterapkan atau belum," tambah Jonan.
"Kalau ada di saya pasti cabut (izinnya)," tambah Jonan.
Mengutip Antara, sebanyak delapan perusahaan tambang batu bara yaitu PT Bengkulu Bio Energi, PT Kusuma Raya Utama, PT Bara Mega Quantum, PT Inti Bara Perdana, PT Danau Mas Hitam, PT Ratu Samban Mining, PT Griya Pat Petulai, PT Cipta Buana Seraya dengan luas 19.000 hektare. Selain itu, juga ada satu perusahaan sawit milik PT Agriandalas yang berada di daerah tangkapan air Sungai Bengkulu.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan curah hujan di Bengkulu beberapa hari lalu cukup tinggi intensitasnya. Pihaknya juga sudah menugaskan jajarannya untuk melakukan analisa.
"Bengkulu dalam catatan ini 25 dan 27 April curah hujan tinggi 186 mm per hari dan 245 mm per hari. Kalau curah hujan itu ukurannya satu bulan itu 200 mm itu dan sudah kita consider sebagai bulan basah," kata Siti.
Tonton juga video Korban Tewas Banjir dan Longsor di Bengkulu Bertambah Jadi 29 Orang: