Unit Manager Comrel & CSR Pertamina, Dewi Sri Utami, mengungkapkan setidaknya dalam satu minggu kapal LPG bisa datang dua hingga tiga kali ke depot LPG. Sebagai informasi, Depot LPG mampu menampung kapal tanker LPG berukuran 2.500 Metrik Ton (MT) yang berasal dari Teluk Semangka Lampung atau dari Kalbut Jawa Timur. Sementara, rata-rata penyaluran mencapai 600 hingga 750 MT per hari.
"Pasokan LPG dari sini nantinya akan dipindahkan melalui skid tank atau truk tangki LPG untuk selanjutnya didistribusikan ke wilayah Jawa Barat sebanyak 40% atau sekitar 300 MT. Sisanya untuk suplai Jawa Tengah. Adapun titik terjauh distribusi Jawa Tengah sampai Pemalang dan Pekalongan," ujar Dewi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga Kamis (13/6/2019), pasokan LPG PSO di wilayah MOR III selama masa satgas Pertamina Siaga naik 2% dari sekitar 6.513 MT menjadi sekitar 6.900 MT. Adapun masa Satgas Pertamina Siaga Ramadan dan Idul Fitri untuk produk LPG berlangsung sejak 21 Mei hingga 20 Juni 2019.
Guna memenuhi kenaikan konsumsi tersebut, Pertamina telah meningkatkan pasokan LPG dan meningkatkan jam operasional Pangkalan Siaga dan Agen LPG Siaga. Pertamina turut menyiapkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) Kantong di beberapa wilayah serta menyiagakan pasokan fakultatif.
Konsumsi BBM Naik di Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat Saat Masa Satgas
Selama arus mudik dan arus balik, konsumsi BBM jenis gasoline (Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo) di wilayah MOR III Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat rata-rata meningkat 8% dari konsumsi normal, yakni lebih dari 28.000 Kiloliter (KL) per hari. Konsumsi tertinggi terjadi saat puncak arus mudik pada 30 Mei 2019. Adapun peningkatannya mencapai 32% dari konsumsi normal atau hampir mencapai 35.000 KL.
Pada arus balik saat masyarakat kembali dari mudik, peningkatan konsumsi gasoline terjadi pada 8 Juni, yakni 11% dari konsumsi normal yang mencapai sekitar 30.000 KL.
"Satgas Pertamina Siaga senantiasa berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mendukung kelancaran arus balik. Penyediaan BBM dilakukan secara dinamis mengikuti perkembangan skenario rekayasa lalu lintas yang diterapkan," pungkas Dewi.