Heru menjelaskan, pihaknya menargetkan penerimaan bea keluar sebesar Rp 4,42 triliun. Sementara sejauh ini baru terkumpul Rp 1,57 triliun.
"Jadi soal bea keluar, target kita kan Rp 4,42 triliun sekarang baru Rp 1,57 triliun. Akhir tahun tidak akan tercapai karena Freeport mengalihkan penambangan ke underground," kata Heru di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (24/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya peralihan operasional tambang Freeport bakal mempengaruhi jumlah produksi dan ekspor yang mungkin akan berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Pasalnya pihak Freeport harus melakukan penyesuaian.
"Butuh penyesuaian sehingga jumlah ekspor tidak bisa langsung menyamai sebelumnya," ujarnya.
Baca juga: Freeport Cari Utang Bangun Smelter di Gresik |
Menurutnya perubahan bisnis yang dilakukan Freeport Indonesia lepas dari pemantauan pihaknya, sehingga ada hal-hal yang tidak masuk dalam hitungan saat menetapkan target penerimaan bea keluar.
"Perubahan bisnis ini sebelumnya memang belum ter-capture jadi memang ada missed sedikit. Kemungkinan (realisasi bea keluar) separuh dari target lebih dikit di akhir tahun, artinya tidak akan 100%," tambahnya.
Simak Juga 'Blak-blakan Sudirman Said soal Freeport & Sikap Jokowi yang Berubah':
(das/das)