"Beberapa tahapan commissioning sudah dilakukan, dan kami menargetkan pada akhir Agustus 2019 atau paling lambat awal September 2019 sudah beroperasi komersial," tegas Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Ali Mundakir, dalam keterangan tertulis, Kamis (15/8/2019).
Saat gelaran '7th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2019' di Jakarta, Selasa (13/8/2019) itu, Ali mengatakan jika PLTP tersebut beroperasi, maka secara nasional kapasitas PLTP akan mencapai 2.005 MW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ali, tentu saja hal ini semakin membuktikan komitmen Pertamina dalam pengembangan energi ramah lingkungan (green energy) untuk mendukung kebijakan Pemerintah dalam mengurangi emisi CO2, termasuk sebagaimana yang telah disampaikan dalam COP-21 di Paris. Untuk itu, Pertamina menargetkan penambahan kapasitas terpasang PLTP mencapai 1.112 MW pada tahun 2026.
Lebih lanjut, Ali merinci PLTP yang dioperasikan oleh PGE saat ini ialah PLTP Kamojang (235 MW), PLTP Ulubelu (220 MW), PLTP Lahendong (120 MW), PLTP Karaha (30 MW) dan PLTP Sibayak (12 MW) dengan total kapasitas terpasang 617 MW.
"Dengan tambahan 55 MW dari PLTP Lumut Balai Sumatera Selatan, maka nantinya total kapasitas terpasang PGE akan menjadi 672 MW." tambah Ali.
Sebagai informasi, Ajang IIGCE tahun 2019 ini dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. Pada kesempatan tersebut juga turut dilakukan penandatanganan proyek pengembangan PLTP skala kecil 1 x 10 MW di Dieng milik PT Geo Dipa Energi.
(akn/hns)