Mentawai -
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro meresmikan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) bambu di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa (17/9/2019). Ini merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa berbahan bakar bambu pertama di Asia Pasifik.
PLTBm berbahan bakar bambu ini dibangun untuk menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) yang telah beroperasi di Pulau Siberut dengan kapasitas 1.300 kW. PLTBm dibangun di tiga desa, yaitu Saliguma, Madobag, dan Matotonan, dengan total kapasitas 700 kW untuk 1.233 Kepala Keluarga.
"Keberadaan PLTBm ini bisa menghemat hingga Rp 14 Miliar per tahun dibanding PLTD," kata Bambang di Desa Saliguma, Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain penghematan, kata Menteri, pendapatan masyarakat juga meningkat dengan adanya pembelian bambu dari kebun masyarakat setempat dan penyerapan tenaga kerja sebesar Rp 2 miliar per tahun.
"Saya mengajak semua pelaku pembangunan untuk mendukung inovasi PLTBm ini, agar mampu mewujudkan upaya kita bersama dalam mengurangi penggunaan BBM dan energi fosil lainnya," kata dia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pembangunan tiga PLTBm ini mengusung konsep Three in One Development. Pertama, PLTBm menyediakan energi listrik untuk daerah yang sama sekali belum teraliri listrik.
Dengan pembangunan pembangkit ini, Indonesia dapat menambah rasio elektrifikasi nasional. Kedua, PLTBm menjadi salah satu upaya pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya tenaga biomassa yang masih belum banyak dikembangkan.
Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan target 23 persen EBT dalam bauran energisebelum 2025. Ketiga, pembangunan PLTBm ini juga bagian pembangunan daerah 3T atau Tertinggal, Terdepan dan Terluar.
"Selain mengurangi penggunaan BBM dan menurunkan biaya penyediaan listrik, PLTBm menjadi jawaban untuk memberikan akses listrik merata bagi masyarakat di salah satu gugus pulau terluar paling barat Indonesia yang sudah lama tidak menikmati listrik sejak Indonesia merdeka, seperti di Pulau Siberut," tambah Menteri Bambang.
Ia mengatakan, PLTBm Saliguma, Madobag, dan Matotonan menjadi model Participatory Renewable Energy Development atau pembangunan energi listrik yang melibatkan banyak pihak baik dalam pembiayaan, pembangunan, maupun pengoperasiannya.
Pembangunan tiga PLTBm juga menggunakan skema pendanaan inovatif dengan melibatkan pemerintah pusat dan mitra pembangunan, pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan masyarakat setempat.
Ia berharap, PLTBm dapat berdampak positif berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
"Saya berharap PLTBm ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan kemakmuran Mentawai sebagaimana nama perusahaan yang akan mengelola PLTBm ini, yaitu Perusahaan Daerah "Kemakmuran Mentawai". Saya percaya, nantinya akan banyak pihak yang belajar dari skema ini, misalnya proyek Global Green GrowthInstitute di Ponu, NusaTenggaraTimur, dengan kapasitas yang jauh lebih besar yaitu sekitar 5.000 kW," terang Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Direktur Bisnis Regional Sumatera PT.PLN Wiluyo Kusdwiharto mengungkapkan rasa terima kasih pada Mentri PPN atas dukungan dan support dalam pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan tersebut.
"PLTBm ini telah lama dinantikan oleh masyarakat Mentawai," kata Wiluyo.
Dengan adanya 3 unit PLTBm tersebut, PLN juga mendapatkan pelanggan baru serta menurunkan biaya pokok produksi PLN di Kabupaten Mentawai dengan mengalihkan aliran listrik dari PLTG.
Untuk 3 unit PLTBm itu, katanya, ada 1.233 pelanggan yang teraliri listrik dengan rincian Saliguma sebanyak 250 kilowatt, Madobag 300 Kilowatt dan Matotonan 150 kilowatt dengan total keseluruhan 700 kilowatt
"Dengan masuknya 3 unit PLTBm, hal itu meningkatkan nilai elektrifikasi untuk mentawai dari awalnya 46 persen menjadi 51 persen," tambah Wiluyo.
Meski sudah teraliri listrik, namun PLTBm ini baru mampu memberikan kebutuhan listrik pada masyarakat selama 12 jam saja. Diharapkan, kedepan seluruh unit PLTBm itu akan digabungkan sehingga tercipta interkoneksi listrik
Halaman Selanjutnya
Halaman