Lantas bisakah Jokowi melawan mafia migas tersebut?
Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi menilai pembuktian Jokowi mampu atau tidak membasmi mafia migas adalah dengan melihat pembangunan kilang minyak. Jika kilang yang selama ini mangkrak bisa dibangun artinya Jokowi berhasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, jika kilang yang mau dibangun tetap terbengkalai, artinya mafia migas masih berkuasa untuk membuat Indonesia ketergantungan impor minyak.
"Kalau kilang tadi masih terkatung-katung maka dibalik kandasnya pembangunan kilang itu ada mafia migas dan Jokowi nggak mampu menggigitnya," ujarnya.
Fahmy menjelaskan bahwa mafia migas memang selalu berupaya menghalang-halangi pembangunan kilang agar Indonesia tidak mandiri dalam memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri. Itu berdasarkan temuan pihaknya selaku anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang pernah dibentuk Jokowi pada 2014-2015 lalu.
"Hasil temuan dari tim anti mafia migas beberapa waktu yang lalu bahwa ada mafia migas yang bermain di impor dan itu dia akan menghalangi dalam pembangunan kilang," tambah Fahmy.
Sebelumnya, Jokowi menyebut sudah mengetahui siapa dalang yang ada di belakang kegiatan impor 800 ribu barel per hari.
Dia menyebut ada pihak yang ingin menikmati untung besar. Hal ini pula yang membuat Indonesia kesulitan membangun kilang.
"Saya cari, sudah ketemu siapa yang senang impor sudah mengerti saya. Saya ingatkan bolak balik kamu hati-hati, saya ikuti kamu, jangan halangi orang ingin membikin batu bara jadi gas. Gara gara kamu senang impor gas. Kalau ini bisa dibikin sudah nggak ada impor gas lagi. Saya kerja apa Pak? Ya terserah kamu. Kamu sudah lama menikmati ini," tutur Jokowi dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (18/12/2019).
(toy/zlf)