Dalam kolom tersebut ada penjelasan mengenai impor minyak mentah yang mana pengadaan yang dilakukan dengan incoterm FOB sebesar 74% dari total volume, sedangkan CFR sebesar 26% dari total volume. Pengadaan yang dilakukan dengan kontrak jangka panjang (Term) sebesar 50% dari total volume, sedangkan kontrak jangka pendek (Spot) sebesar 50% dari total volume.
Sedangkan untuk impor produk BBM, tercatat Pertamina mengimpor jenis BBM seperti Pertamax Turbo, Pertamax, Premium, Avgas, Pertamina Dex, hingga Solar. Sama seperti minyak mentah, di tabel impot produk BBM ini juga terdapat kolom kualitas produk, supplier, volume, hingga harganya dalam nominal dolar. Tercatat pada tahun 2019, total produk yang diimpor 128.423.637,73 barel (bbl) dengan nilai US$ 8,87 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun Pertamina mengimpor produk BBM tersebut dari beberapa negara seperti Singapura, Belgia, UEA, China, Arab Saudi, Malaysia, Norwegia, Korea Selatan, hingga Brunei Darussalam.
Dalam kolom ini ada penjelasan pengadaan yang dilakukan dengan incoterm FOB sebesar 66% dari total volume, sedangkan CFR sebesar 34% dari total volume. Pengadaan yang dilakukan dengan kontrak jangka panjang (term) sebesar 91% dari total volume, sedangkan kontrak jangka pendek (spot) sebesar 9% dari total volume.
Selanjutnya terdapat juga kolom impor LPG. Di sini ada penjelasannya yaitu pengadaan yang dilakukan dengan incoterm FOB sebesar 1% dari total volume, sedangkan CFR sebesar 99% dari total volume.
Pengadaan yang dilakukan dengan kontrak jangka panjang (term) sebesar 79% dari total volume, sedangkan kontrak jangka pendek (spot) sebesar 21% dari total volume.
Adapun total volume yang diimpor sebanyak 5.844.919 Mt dengan nilai US$ 2,72 miliar. Pertamina mengimpor LPG dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Qatar, UEA, Nigeria, Kuwait, Bahrain, Australia, Arab Saudi, hingga Angola.