PT PLN (Persero) akan menyebar tabung listrik (talis) atau 'power bank' ke 433 desa di Indonesia Timur yang belum teraliri listrik alias gelap gulita.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan penyediaan talis merupakan salah satu alternatif pemerintah melistriki seluruh daerah di Indonesia. Sebab, jika membangun jaringan baru membutuhkan waktu lama dan biaya yang lebih besar.
"Sebagaimana disampaikan oleh bapak Menteri (ESDM) menggunakan inovasi-inovasi salah satunya dengan tabung listrik atau talis yang umur pakainya itu pada kisaran 15 tahun," kata Zulkifli usai ratas mengenai peningkatan rasio elektrifikasi pedesaan secara virtual, Jakarta, Jumat (3/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlu diketahui, sebanyak 433 desa ini tersebar di empat provinsi, yaitu Papua terdapat 325 desa, Papua Barat terdapat 102 desa, Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat lima desa, dan Maluku terdapat satu desa yang belum terhubung listrik alias gelap.
Selain menyediakan talis, Zulkifli bilang pihak PLN juga akan membangun stasiun pengisian listrik di desa-desa yang saat ini belum teraliri listrik. Stasiun pengisian listrik ini nantinya bisa dimanfaatkan bagi rumah tangga yang menggunakan 'power bank' listrik ini.
Tidak hanya itu, dikatakan Zulkifli, PLN juga akan membangun pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber energi baru terbarukan (EBT) yang ada di daerah tersebut.
"Misalnya tenaga surya mikrohidro, disampaikan oleh Bapak Menteri atau pembangkit biomassa. Itu yang akan kami lakukan," jelasnya.
Sementara Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah juga akan kembali membagikan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) ke 433 desa yang belum teraliri listrik.
"Ke depan rumah tangga, rumah tangga ini akan dibuka suplai, kan ada peningkatan penyerapan energi listrik untuk rumah tangga, agar rumah tangga bisa memiliki dukungan kegiatan industri rumah tangga," ungkap dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut peringkat electricity access population atau akses listrik terhadap populasi Indonesia masih tertinggal jauh oleh negara-negara tetangga seperti Malaysia hingga Singapura. Padahal rasio elektrifikasi hingga saat ini sudah mencapai 99,48%.
Angka rasio elektrifikasi Indonesia yang mencapai 99,48% ini meningkat signifikan dibandingkan pada posisi tahun 2014 yang sebesar 84%. Bahkan angka rasio 99,48% ini melampaui target RPJMN periode 2015-2019 yang sebesar 96%.
"Namun kita juga harus melihat electricity access population kita berada di peringkat 95 masih tertinggal dari Malaysia peringkat 87, Vietnam peringkat 84, dan Singapura, Thailand, Tiongkok, Korea Selatan berada pada peringkat kedua," kata Jokowi saat membuka ratas mengenai peningkatan rasio elektrifikasi pedesaan secara virtual, Jakarta, Jumat (3/4/2020).
(hek/das)