Catat! Ini Tips Biar Tagihan Listrik Tak Bengkak Saat WFH

Catat! Ini Tips Biar Tagihan Listrik Tak Bengkak Saat WFH

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 04 Mei 2020 17:05 WIB
Petugas PLN Distribusi Jakarta Raya, Area Bulungan, tengah melakukan pemeriksaan tegangan pada alat pembatas dan pengukur di rumah pelanggan R1. 900 VA, di daerah Gandaria Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (17/11/2015).
Pemerintah telah memutuskan untuk tetap memberikan subsidi listrik kepada seluruh pelanggan PLN dengan daya 450 VA. Rengga Sancaya/detikcom.
Ilustrasi/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Masyarakat ramai-ramai mengeluhkan tagihan listriknya membengkak selama kerja dari rumah (work from home/WFH). Sebagian besar beranggapan kenaikan tagihan listrik tak masuk akal, melebihi dari kenaikan konsumsi yang terjadi selama WFH. Akan tetapi, tanpa disadari ada konsumsi listrik yang terpakai lebih sering dari biasanya yang menyebabkan lonjakan tagihan.

Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan kalau memang konsumsi listrik masih sama seperti sebelumnya harusnya tidak ada yang namanya kenaikan tagihan listrik.

"Pelanggan listrik sebenarnya bisa memeriksa energi terpakai (kWh) dari tagihan mereka. Rincian tagihan bisa diminta ke PLN. Pelanggan bisa membandingkan konsumsi di bulan Februari, Maret dan April. Kalau konsumsi listrik tetap sama, harusnya tagihan tidak melonjak naik," kata Fabby kepada detikcom, Senin (4/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemakaian AC dan pompa air merupakan dua barang elektronik yang paling besar daya listriknya. Pemakaian AC disebut Fabby bisa memakan daya hingga 60% dari total pemakaian listrik harian sedangkan pompa air bisa sampai 20% dari konsumsi keseluruhan.

Untuk itu, masyarakat diminta lebih cermat lagi dalam mengelola pengeluaran listriknya. Berikut tips-tips hemat yang bisa diterapkan masyarakat agar tagihan listriknya tidak membengkak lagi:

ADVERTISEMENT

1. Optimalkan pencahayaan alami, kurangi pemakaian lampu di siang hari.

2. Sedapat mungkin tidak menggunakan AC atau pendingin udara di siang hari, manfaatkan ventilasi dan buka jendela ruangan sehingga terjadi sirkulasi udara yang optimal. Pakai kipas angin jika diperlukan. Pendingin udara (AC) menggunakan 50%-60% listrik rumah tangga. Semakin banyak AC dipakai konsumsi listrik makin besar. Di malam hari atur suhu AC pada rentang 21-25 derajat, gunakan timer untuk mengatur lama waktu AC bekerja

3. Usahakan pakai perangkat hemat energi misalnya untuk AC pilih yang tipe inverter, perhatikan daya listrik pompa air, dan pakai lampu LED

4. Sedapat mungkin hemat air untuk mengurangi kerja pompa air. Pompa air berkontribusi 10%-20% dari konsumsi listrik di rumah kita. Semakin banyak pakai air, kerja pompa semakin banyak

5. Pastikan TV mati ketika tidak ditonton, demikian juga dengan komputer khususnya Personal Computer (PC) yang mengkonsumsi daya listrik 50-80 watt

6. Hindari phantom load ini adalah konsumsi listrik dari perangkat listrik seperti TV, komputer, audio/video, microwave dan sebagainya yang ada di posisi stand-by pada saat digunakan. Phantom load secara kumulatif dapat menyumbang 5-10% dari konsumsi listrik kita. Jadi untuk perangkat listrik yang tidak digunakan lebih baik dimatikan total (switch off) dan hindari mode stand by

7. Rasional dalam menggunakan gawai (gadget). Batasi waktu online atau menonton streaming




(ara/ara)

Hide Ads